Liputan6.com, Millas - Setidaknya empat anak tewas dan lebih dari 20 lainnya terluka dalam tabrakan kereta dengan bus di dekat Perpignan, Prancis selatan, pada 14 Desember 2017 waktu setempat.
Saat kejadian, bus itu sedang mengangkut anak-anak sekolah menengah Christian Bourquin College di Millas, yang berusia 13 hingga 17 tahun. Gambar dari tempat kejadian memperlihatkan bahwa bus terbelah dua.
Operator kereta SNCF mengatakan, saksi melaporkan bahwa palang pintu kereta api berfungsi saat tabrakan terjadi. Namun, hal itu belum dikonfirmasi kebenarannya.
Advertisement
Saat kejadian, bus yang mengangkut anak-anak pulang sekolah tersebut sedang melaju dengan kecepatan 80 km/jam. Jarak pandang kala itu pun tergolong bagus.
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Jumat (15/12/2017), seorang saksi mata yang merupakan penumpang kereta mengatakan kepada media lokal Prancis, l'Indépendant bahwa tabrakan itu sangat hebat. Bahkan ia sempat mengira kereta akan keluar jalur.
Penyidik akan mewawancarai pengemudi bus yang mengalami luka ringan dalam kecelakaan tersebut. Baik sopir bus maupun masinis, lolos dari cedera serius.
Presiden daerah dewan Occitanie, Prancis, Crole Delga, mengatakan bahwa palang pintu tampaknya dalam kondisi baik dan baru-baru ini telah diperbaiki. "Ketinggian palang pintu rel sangat terlihat," ujar Delga.
Namun seorang nenek dari anak berusia 11 tahun yang berada dalam bus itu memberi pengakuan berbeda. Cucunya mengatakan kepadanya bahwa palang tersebut bukannya turun, tapi malah terangkat.
"Lampu merah yang biasa berkedip tak menyala," ujar dia. "Sopir (bus) itu melintasi rel dan berhenti saat setengah jalan, dan di situ lah kereta menabraknya."
Â
Belasungkawa Presiden Prancis
Operator kereta SCNF telah memodernisasi palang kereta api di seluruh Prancis dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan dari koresponden BBC, hal itu menyusul banyaknya kecelakaan.
Perdana Menteri Edouard Philippe yang mengunjungi lokasi kejadian, mengatakan bahwa tugas untuk mengidentifikasi korban sangat sulit.
"Prioritas pada tahap ini adalah memberikan informasi yang tepat kepada keluarga yang hidup dalam masa kesedihan di mana kita harus buat buat sesingkat mungkin," ujar Phillipe.
Dalam upaya penyelamatan, sekitar 70 pekerja darurat dan empat helikopter dikerahkan.
Menteri Transportasi Elisabeth Borne menyebut kecelakaan tersebut sebagai "kecelakaan mengerikan". Sementara itu Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer dijadwalkan akan mengunjungi pusat konseling Christian Bourquin College pada 15 Desember.
Lewat Twitter, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan belangsungkawa.
"Saya berbelasungkawa untuk para korban kecelakaan mengerikan yang melibatkan bus sekolah, dan juga keluarga mereka. Negara sepenuhnya dimobilisasi untuk membantu mereka," tulis Presiden Macron.
Advertisement