Liputan6.com, Sacramento - Dengan hampir 2 miliar pengguna, kelangsungan hidup media sosial Facebook tergantung pada orang-orang yang terus menggunakan layanannya.
Itulah sebabnya para pengamat terkejut dengan unggahan blog perusahaan yang tidak biasa pada Jumat, 15 Desember 2017, yang menyoroti beberapa kemungkinan bahaya menggunakan layanan media sosial itu.
Blog itu berjudul: "Pertanyaan Sulit: Apakah Menggunakan Waktu di Media Sosial Buruk bagi Kita?"
Advertisement
Perusahaan tersebut mengutip beberapa penelitian yang menyebutkan beberapa kemungkinan negatif menggunakan media sosial.
Dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (17/12/2017), dalam sebuah penelitian, orang yang secara pasif membaca tentang kehidupan orang lain mengatakan merasa lebih buruk mengenai diri mereka sendiri.
Baca Juga
Salah satu kemungkinannya adalah adanya perbandingan sosial yang negatif ketika membaca tentang kisah orang lain di dunia maya. Menurut Facebook, hal itu disebabkan orang sering kali lebih memperhalus dan menyanjung dibanding apa yang mereka lakukan dalam kehidupan nyata mereka.
Namun, Facebook memberikan solusinya: jangan menjadi pengamat kehidupan orang lain. Gunakan Facebook lebih banyak dan dengan teman-teman dan keluarga.
Pengguna Facebook yang menggunakan lebih banyak waktu di Facebook untuk mengunggah dan berinteraksi dengan teman dekat akan mendapat lebih banyak efek positif. Hal itu didasarkan pada sebuah studi perusahaan yang dilakukan dengan Universitas Carnegie Mellon.
"Hanya mengunggah status saja tidak cukup. Orang harus berinteraksi dengan orang lain dalam jaringan mereka."
Media sosial besutan Mark Zuckerberg itu memperoleh pendapatan 10 miliar dolar -- tertinggi yang pernah dicapai -- pada kuartal terakhir.
Survei: Instagram Adalah Medsos Terburuk untuk Kesehatan Mental
Menurut sebuah survei yang dilakukan kepada hampir 1.500 remaja dan dewasa muda, Instagram adalah media sosial terburuk bagi kesehatan mental dan kesejahteraan.
Platform tersebut juga disebut terkait dengan tingkat kecemasan, depresi, bullying (perundungan), dan Fear of Missing Out (FOMO) -- ketakutan bahwa orang lain sedang mengalami kejadian menyenangkan, di mana ia tidak merasa terlibat.
Menurut survei #StatusOfMind yang dipublikasikan oleh Royal Society for Public Health Inggris, terdapat lima media sosial yang masuk ke dalam survei. Jika diurutkan dari yang terburuk, medsos tersebut adalah Instagram, Snapchat, Facebook, Twitter, dan YouTube.
Studi sebelumnya mengatakan bahwa anak muda yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari di situs media sosial, lebih cenderung mengalami tekanan psikologis.
"Melihat teman-teman terus-menerus berlibur atau menikmati malam luar bisa membuat anak muda merasa kehilangan saat yang lain menikmati hidup," laporan #StatusOfMind menyatakan. "Perasaan ini bisa meningkatkan sikap membandingkan dan putus asa."
Dimuat Time, unggahan di media sosial juga bisa menetapkan harapan yang tidak realistis dan menciptakan perasaan tidak mampu dan rendah diri.
"Instagram dengan mudah membuat anak perempuan dan wanita merasa seolah-olah tubuh mereka tidak cukup baik karena orang menambahkan filter dan mengedit gambar mereka agar mereka terlihat 'sempurna'," tulis salah satu responden.
Penelitian lain telah menemukan bahwa semakin banyak media sosial yang dimiliki dewasa muda, semakin besar kemungkinan mereka merasa depresi dan cemas.
Meski memiliki dampak negatif, ada beberapa manfaat yang didapatkan dari media sosial, seperti menampilkan identitas dan ekspresi diri, serta membangun komunitas dan dukungan emosional.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement