Sukses

Singapura dan Malaysia Jadi Market Niche Utama Wisata Danau Toba

Singapura dan Malaysia dianggap sebagai market niche dan investor paling potensial untuk calon kawasan wisata internasional Danau Toba

Liputan6.com, Toba - Ketika Joko Widodo menjabat sebagai Presiden Indonesia, salah satu prioritasnya adalah untuk meningkatkan status Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata top kelas dunia.

Begitulah Arie Prasetyo, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba menggambarkan visi Jokowi terhadap kawasan danau vulkanik terbesar di dunia itu.

Hal tersebut Arie sampaikan kala menyampaikan kata sambutan pada sela-sela peluncuran Lake Toba Forum 2017 di kawasan wisata Danau Toba, Sumatera Utara, Sabtu (16/12/2017).

Maka, langkah awal untuk meng-internasionalisasi-kan danau vulkanik terbesar di dunia itu adalah dengan menjangkau market niche turis dari negara tetangga terdekat.

"Market terdekat kita adalah Singapura dan Malaysia. Nanti harpannya, ketika turisme mereka masuk, akan berdampak pada peningkatan perdagangan dan investasi asing," kata Arie saat diwawancarai Liputan6.com pada sela-sela Lake Toba Forum, Sabtu 16 Desember 2017.

Utusan Tetap Presiden Seychelles untuk Indonesia, Nico Barito (kiri) dan Gubernur Sumatera Utara Tengku Eddy Nuradi (kanan) saat membuka Lake Toba Forum 2017 (16/12/2017) (Rizki Akbar Hasan/Liputan6.com)

Saat ini, Otorita Danau Toba menggunakan skema konsep Travel Trade Investment (TTI) sebagai cara agar kawasan wisata tersebut go-international.

"Ibaratnya TTI itu seperti sebuah lingkaran, nah kita mulai nya dari turisme-nya itu. Harapannya, dengan adanya turisme, trade akan masuk. Trade itu hasil-hasil komoditas di Sumatera Utara. Kopi, sayur, buah dan sebagainya," papar Arie.

Turis dari Malaysia, papar Arie, diproyeksikan akan mengisi pangsa wisman sekitar 50 persen dari total pelancong asing yang berkunjung ke Danau Toba.

"Nanti itu semua akan mendongkrak investment. Turisme sudah, trade juga, maka investment akan bertambah lagi. Akan seperti efek bola salju (snow-ball effect) nantinya," lanjutnya.

2 dari 2 halaman

Investasi Asing untuk Danau Toba Tengah Berproses

Arie Prasetyo mengatakan bahwa saat ini, investasi asing di kawasan wisata Danau Toba sedang dalam proses.

"Beberapa ada yang sudah cukup serius, ada yang masih menunggu di perimeter, menunggu waktu tepat ketika turisme maju, baru investasi," ungkapnya.

"Entitas dari Singapura sudah sangat serius. Beberapa bahkan sudah melakukan penghitungan untuk investasi."

Arie menambahkan, 2018 nanti akan menjadi tahun yang penting bagi pengembangan Danau Toba, mengingat infrastruktur pendukung sudah semakin mantap -- berkat komitmen serius dari pemerintah pusat.

Mengomentari Lake Toba Forum sendiri, ujar Arie, masih dalam koridor konsep TTI, khususnya sebagai ajang untuk mempromosikan aspek turisme Danau Toba kepada para delegasi mancanegara.

"Karena Danau Toba ini yang paling mudah adalah turismenya, danaunya sudah ada, tinggal kita kembangkan," ujar Arie.

Lake Toba Forum

Memanfaatkan momentum solidaritas atas keprihatinan Tsunami 2004, embrio Lake Toba Forum mulai digagas oleh Kantor Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk Indonesia dan pemerintah RI sejak 12 tahun yang lalu.

Pada Maret 2005, dibentuklah Lake Toba Forum untuk pertama kali. Gagasan awal forum itu bertujuan untuk membahas rehabilitasi, potensi, peningkatan kapasitas serta kapabilitas pariwisata kawasa wilayah daerah yang terdampak bencana Tsunami 2004 nahas tersebut.

Setelah 12 tahun, jejaring yang dibangun dari Lake Toba Forum 2005 masih terus eksis dan mengalir.

Kini, jejaring itu semakin diperluas dengan memanfaatkan koneksi Forum of Small Medium Economic Africa ASEAN (FORSEAA), yang membantu menghadirkan para delegasi negara asing untuk edisi Lake Toba Forum 2017.