Sukses

Sendirian di Rumah... Mendengar Suara Aneh, Kenapa Jadi Parno?

Ilmuwan berupaya menguak fakta di balik rasa ketakutan berlebih atau paranoid. Salah satunya dengan kegiatan spiritual.

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda menonton serial film komedi Home Alone? Kisah seorang bocah kecil yang -- tak sengaja -- ditinggal liburan oleh semua anggota keluarganya. Saat siang hari, ia takut akan penjahat atau perampok. Sedangkan bila malam tiba, ia takut akan hantu.

Perasaan takut kerap muncul ketika kita berada di rumah, atau sebuah tempat asing, sendirian. Paranoid atau parno adalah gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain atau ada sesuatu yang membahayakan dirinya.

Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila perilaku tersebut sifatnya irasional, mengganggu pikiran, dan membuat stres. Akan tetapi, perilaku ini tidak disebut paranoid bila kemunculan perilaku tersebut disebabkan oleh skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan psikotik (faktor neurologi), atau sebab-sebab yang diakibatkan oleh kondisi medis.

Seperti misal, takut melihat hantu saat melewati pemakaman, takut bertemu dengan sosok gaib ketika berada di rumah tua yang tak berpenghuni, atau bahkan takut mendengar suara pintu berderit ketika di rumah sendiri. Ini adalah fenomena yang sering menghinggapi pikiran kita, walau hanya sekelebat, tapi mengapa hal itu terjadi?

Parapsikologi, studi ilmiah tentang paranormal, meneliti fenomena ini dan mencoba untuk menjawabnya berdasarkan ilmu psikologis dan neuroscientific, sebagaimana dikutip dari Deutsche Welle, Minggu (17/12/2017)

2 dari 6 halaman

1. Mempelajari Ilmu Paranormal

"Parapsikologi biasanya terlibat dalam tiga area penelitian yang berbeda," jelas Dr. Ciaran O'Keeffe, Kepala Psikologi di Buckinghamshire New University, Inggris. Ia adalah ilmuwan yang mempelajari psikologi parapsikologi, forensik dan investigasi.

"Yang pertama disebut persepsi sensorik ekstra (extra sensory perception), kependekan dari ESP. Ini adalah istilah umum yang mencakup kemampuan seperti telepati, precognition dan clairvoyance. Kedua, adalah respon pikiran terhadap objek, seperti menekuk sendok tanpa menyentuhnya, inilah yang dinamakan psikokinesis. Sedangkan yang ketiga adalah komunikasi pasca kematian, kadang disebut survival atau bertahan hidup," kata dr O'Keeffe.

Di sini, para ahli parapsikologi mempelajari pengalaman, poltergeists (hantu atau makhluk gaib lainnya yang konon bertanggung jawab atas gangguan fisik, seperti suara keras dan benda-benda yang dilemparkan), cenayang, komunikasi antara arwah dan manusia, ungkapnya menjelaskan.

Parapsikologi juga memiliki jawaban atas gerakan yang tak dapat dijelaskan secara nalar, seperti misal gerakan yang biasa kita lihat melalui penglihatan tepi atau penglihatan periferal.

Penglihatan periferal telah banyak digunakan oleh manusia pada umumnya, akan tetapi terkadang kita belum mengetahui potensi yang terkandung dalam penglihatan periferal tersebut.

Misalnya, pada saat seseorang mengendarai sepeda motor, ia dapat menghindar dari kendaraan di sampingnya tanpa menoleh atau pun melihat kaca spion karena ia dapat melihatnya dengan menggunakan penglihatan periferal.

Meskipun pengendara tersebut sudah bisa menggunakan penglihatan periferal, tapi bisa jadi ia belum mengenal atau mengetahui bagaimana meningkatkan penglihatan periferal tersebut.

3 dari 6 halaman

2. Melihat Sekelebat Bayangan

"Jika kita berpikir bahwa kita telah melihat sebuah bayangan dari sudut mata kita, biasanya kualitas penglihatan itu buruk, bentuk penglihatannya tidak jelas, warnanya hitam atau putih. Itu adalah hasil dari sel batang (rods) retina kita yang tidak bisa melihat warna," jelas O'Keeffe.

"Jika ada interpretasi terhadapnya, otak kita akan mengisi celah kosong itu. Inilah yang disebut substitusi visual. Otak kita secara efektif mencoba menjelaskan secara rasional sesuatu yang telah kita lihat. Penjelasan rasional itu bisa saja berupa melihat hantu," paparnya.

Saat Anda mempercayai ada orang lain atau "sesuatu" di dalam ruangan, padahal Anda sendiriran, di situlah tubuh Anda akan langsung waspada. Anda terengah-engah, jantung Anda berdegup kencang dan tangan Anda gemetar, hingga keringat dingin berkucuran.

4 dari 6 halaman

3. Mengapa Ada yang Menikmati Rasa Takut dan Ada yang Tidak?

Ini tergantung reaksi kimia di otak kita yang memainkan peran utama dalam menciptakan respons tubuh. Reaksi kimia ini, termasuk dopamine (neurotransmitter yang menghantarkan sinyal di dalam otak), juga berkontribusi pada keadaan emosional lainnya, seperti kebahagiaan dan kesedihan.

Maka dari itu ada orang yang menikmati rasa takutnya, tapi tak sedikit pula yang menangis karena dihantui rasa takut.

"Variasi pelepasan dopamin di otak adalah alasan di balik seseorang tertawa saat ketakutan dan menangis karena ketakutan," ujar O'Keeffe.

"Ada juga faktor kompleksitas psikologis yang muncul karena pengalaman buruk saat tinggal di rumah berhantu atau menonton film horor."

5 dari 6 halaman

4. Merinding Karena Rumah Angker

Bangunan angker identik dengan tempat gelap, kumuh, tua, dan ditumbuhi semak belukar. Inilah yang sering digunakan sebagai "bahan bakar" film horor dan novel kriminal selama beberapa dekade. Tapi di satu sisi, sang penulis atau sutradara film membuat kita berdecak kagum. Tak jarang juga, membuat kita merinding.

Beberapa psikolog mengatakan, ini adalah sifat evolusioner manusia. Sifat ini akan mensugesti kita untuk menghindari situasi dan tempat yang dirasa membahayakan diri sendiri.

Semisal, ada seseorang atau sesuatu yang bersembunyi di balik koridor, terdengan derit lantai kayu padahal tak ada orang, tirai yang bergerak sendiri padahal tak ada angin. Tubuh kita merespons dengan tingkat perhatian tinggi, lalu mempersiapkan kita untuk melawannya atau lari di saat genting.

"Saya kadang berpikir bahwa ini berhubungan dengan hal yang tidak kita ketahui, yang membiarkan imajinasi kita jadi liar. Contohnya, saat kita mematikan lampu di seluruh rumah kita, seperti ada 'sesuatu' yang mengintai dari bagian ruangan yang gelap. Imajinasi kita akan berontak dan membuat kita percaya bahwa 'sesuatu' itu nyata," kata O'Keeffe.

6 dari 6 halaman

5. Merasakan Kehadiran

Imajinasi kita juga berperan besar dalam menciptakan sense of presence atau merasakan kehadiran. Meskipun ada beberapa alasan lain, faktor psikologis dan lingkungan dianggap sebagai penyebab utama.

"Sugesti adalah penyebab utama seseorang dalam merasakan kehadiran. Jadi, cukup dengan mengatakan kepada seseorang bahwa 'rumah itu angker', maka orang itu otomatis akan tersugesti bahwa di rumah itu ada hantunya, sadar atau tidak," O'Keeffe menjelaskan.

Sugesti yang muncul bersamaan dengan imajinasi dan keyakinan adalah kombinasi ampuh untuk melahirkan rasa kehadiran seseorang atau "sesuatu".