Sukses

Restoran di Palestina Tawarkan Diskon 80 Persen untuk Warga Korut

Sebuah restoran di Jalur Gaza menawarkan diskon besar-besaran kepada warga Korea Utara. Alasannya?

Liputan6.com, Gaza - Sebuah restoran di Jalur Gaza menawarkan diskon besar-besaran kepada warga Korea Utara. Alasannya? Ternyata si pemilik restoran ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kim Jong-un.

Pemimpin Korea Utara tersebut diketahui ikut mengecam keputusan Presiden AS Donald Trump terkait isu Yerusalem.

"Diskon 80 persen untuk pengunjung Korea Utara yang makan di sini. Diskon ini saya berikan sebagai bentuk apresiasi kepada Kim (Jong-Un), yang ikut mendukung perjuangan orang-orang Palestina," bunyi spanduk di Restoran Rabaa, seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin (18/12/2017).

Restoran Rabaa terletak di kamp pengungsian Jabalia, Palestina. Pemiliknya, Salam Rabaa mengakui bahwa ide tersebut memang gila dan memicu kontroversi. Meski demikian, gagasannya mampu menarik perhatian masyarakat luas. 

Salim menceritakan, diskon makan di restoran Rabaa merupakan bentuk simbolis ungkapan terimakasihnya kepada Kim Jong-un. Pasalnya, kedua pria tersebut sama-sama menentang keputusan Donald Trump soal Kota Suci Yerusalem.

"Saya tahu bahwa tidak ada orang Korea Utara di sini, di Jalur Gaza, tapi inilah yang bisa saya lakukan," katanya.

Beberapa gambar Kim Jong-un tampak menghiasi dinding restoran kecil itu. Pelanggan satu per satu datang ke rumah makan Salim yang sederhana. Segera setelahnya, inisiatif Salim menjadi topik perbincangan hangat di antara para pelanggan.

"Saya menyukai Kim karena dia bersikap selayaknya pria sejati dan seorang pahlawan yang menentang Amerika Serikat," ujar salah satu pengunjung restoran.

"Saya datang untuk melihat orang Korea di sini (restoran Rabaa) jika mereka benar-benar ada di Jabalia," canda pengunjung lain.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza, saat ini memang tidak ada laporan keberadaan warga Korea Utara di Palestina. Juga tidak ada orang Palestina yang memegang kewarganegaraan Korea Utara.

 

2 dari 2 halaman

Hamas Berterima Kasih pada Korea Utara

Seorang pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengucapkan terima kasih kepada Korea Utara. Pasalnya, negeri pimpinan Kim Jong-un itu mengecam Israel dengan melabelinya sebagai "kutukan di Timur Tengah" dan sebuah "kekuatan penjajah."

"Hamas menghargai pernyataan Korut yang mendukung perjuangan Palestina dan menolak kelanjutan pendudukan," ujar Abu Zuhri via Twitter seperti dilansir Al Araby, Selasa (2/5).

"Hamas menolak pelecehan Israel atas Korea Utara dan memastikan bahwa Israel adalah pemimpin kejahatan dan terorisme di dunia," tegasnya.

Sekitar satu hari sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut merilis pernyataan yang mengecam Israel. Langkah ini sebagai respons atas ucapan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman yang menjuluki Kim Jong-un "orang gila."

"Israel merupakan satu-satunya pemilik senjata nuklir ilegal yang menikmati dukungan AS, tapi Israel menyerang Korut karena memiliki senjata nuklir," ungkap Korut. Mereka menambahkan, pernyataan Lieberman tidak lebih dari upaya pengalihan perhatian atas pendudukan dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel.

Dalam pernyataan tersebut juga disebutkan bahwa Pyongyang sepenuhnya mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kembali wilayah yang diduduki Israel dan mendirikan sebuah negara merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Pekan lalu, Lieberman dalam sebuah wawancara dengan media Israel mengatakan bahwa Kim Jong-un adalah "orang gila", yang merupakan bagian dari komplotan "gila" bersama dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Di Israel, pernyataan Lieberman itu dikecam sejumlah politikus. Ia dinilai telah melibatkan negaranya ke dalam perselisihan dengan Korut.

Korut saat ini tengah dipantau saksama pergerakannya menyusul tingginya tensi di Semenanjung Korea selama beberapa pekan terakhir. Pyongyang diyakini tengah mempersiapkan uji coba nuklir keenamnya, sementara AS sejauh ini telah mengirimkan armada tempurnya ke perairan dekat Semenanjung Korea.

Meski mengedepankan jalur diplomasi, Negeri Paman Sam tidak menutup opsi serangan militer.

Senin kemarin, dalam sebuah retorika barunya, Korut memperingatkan bahwa mereka akan melakukan uji coba nuklir kapan saja dan di mana saja sesuai dengan perintah pemimpin mereka.