Sukses

Kampanye Pilpres Rusia 2018 Dimulai, Siapa Lawan Putin?

Sebanyak 23 kandidat telah mencalonkan diri sebagai presiden, termasuk Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin.

Liputan6.com, Moskow - Kampanye pemilu Rusia 2018 telah dimulai pada hari Senin, waktu setempat. Seluruh kandidat potensial bersiap, begitu pula pendukung mereka yang kini mulai "bergerak".

Pekan lalu majelis tinggi parlemen Rusia, Federation Council, menyetujui penetapan tanggal pemilu dan mengeluarkan surat keputusan. Dekrit tersebut mulai berlaku setelah diterbitkan dalam jurnal milik pemerintah, Rossiiskaya Gazeta, edisi Senin.

Pemilu akan dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2017, bertepatan dengan momentum bersatunya Semenanjung Krimea dan Rusia. Seluruh persyaratan pemilu telah disahkan pada musim semi 2017 agar tidak "bentrok" dengan libur panjang bulan itu.

Dikutip dari Russia Today, Selasa 19 Desember 2017, pemerintah Rusia mengalokasikan hampir 15 miliar rubel -- atau sekitar Rp 3 triliun -- untuk kampanye. Central Election Commission (CEC) Rusia juga telah menyetujui keseluruhan keputusan terkait kampanye.

Menurut Ketua CEC, Ella Pamfilova, sebanyak 23 kandidat telah mengumumkan niat mereka untuk mencalonkan diri sebagai presiden, termasuk Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin.

Selain Putin, sejumlah tokoh politik yang juga mencalonkan diri untuk pemilu 2018 adalah pemimpin Partai Demokrat Liberal Vladimir Zhirinovsky, Gennady Zyuganov dari Partai Komunis, wartawan oposisi Ksenia Sobchak, dan Grigory Yavlinsky dari partai Demokrat Yabloko.

Sebuah jajak pendapat dari Romir-Gallup memprediksi Putin akan mendapatkan kemenangan mutlak dengan 75 persen suara, jika pemungutan suara dilakukan pada 17 Desember.

Zhirinovsky dan Zyuganov masing-masing mendapatkan delapan dan tujuh persen suara, sedangkan Sobchak hanya mengantongi dua persen suara.

 

 

2 dari 2 halaman

Vladimir Putin Kembali Calonkan Diri

Vladimir Putin mengonfirmasi bahwa ia akan maju dalam pemilihan presiden Rusia yang digelar tahun depan. Selama ini, kabar tersebut masih menjadi tanda tanya besar.

"Saya akan mencalonkan kembali sebagai presiden Federasi Rusia tahun depan (2018)," kata Putin awal bulan ini, dalam sebuah pertemuan dengan para pekerja pabrik.

"Negara adalah rakyat, seperti Anda semua. Negara adalah pekerja, ilmuwan, insinyur, perancang, guru, dan doktor," tutur Putin di hadapan pekerja dan veteran pabrik tersebut seraya menambahkan bahwa dengan keterlibatan aktif rakyat, Rusia dapat menghadapi tantangan yang paling rumit sekalipun.

Pilpres Rusia mendatang yang dijadwalkan berlangsung pada 18 Maret akan menjadi yang keempat kalinya dalam karier politik Putin. Pria berusia 65 tahun tersebut sebelumnya menjabat Presiden untuk dua periode, yakni pada 2000 hingga 2008. Kemudian, ia menjadi Perdana Menteri pada 2008 hingga 2012.

Jabatan ketiga diemban Putin pada 2012 hingga hari ini. Media Rusia melaporkan bahwa Putin akan maju sebagai kandidat independen, tapi hal ini belum dikonfirmasi.

Putin dilaporkan menikmati tingkat kepercayaan yang tinggi dari rakyatnya. Menurut jajak pendapat yang dilakukan VTSIOM, Putin setidaknya mengantongi dukungan 82 persen pada akhir September.

Â