Liputan6.com, Sana'a - Seorang presenter berita Yaman harus menahan haru dan tetes air mata saat dirinya melaporkan kabar kematian adiknya sendiri, dalam sebuah segmen berita televisi yang disiarkan secara langsung awal pekan ini.
Sang presenter, Mohamed Al Dhubyani melaporkan, adiknya, yang mendapat julukan sebagai "martir Amin al-Dhubyani" dibunuh oleh anggota milisi Houthi di Sana'a, Yaman pada Rabu pekan lalu. Demikian seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (20/12/2017).
Mohamed Al Dhubyani melanjutkan, Amin Al Dhubyani tengah berada di samping puluhan orang lain saat mereka semua digunakan sebagai perisai manusia oleh kelompok pemberontak yang tengah melakukan perlawanan bersenjata.
Advertisement
Baca Juga
Dalam video terdengar suara Mohamed bergetar menahan haru kala membacakan obituari saudaranya.
Milisi Houthi yang didukung Iran merebut Ibu Kota Sana'a pada bulan September 2014. Usai itu, kelompok milisi maju ke selatan, menguasai sebagian besar negara tersebut dan memaksa pemerintah Yaman untuk pindah ke kota kedua di Aden.
Hingga kini, pertempuran masih terus berlangsung. Tak hanya mengakibatkan korban tewas, konflik bersenjata memicu krisis kemanusiaan yang berkepanjangan bagi warga sipil di sana.
Berikut video ketika Mohammad Al Dhubyani, presenter berita Yaman menahan haru saat melaporkan kematian adiknya:
Â
Inggris Kucurkan Bantuan Baru Senilai Rp 906 Miliar untuk Yaman
Sebelumnya, Pemerintah Inggris mengumumkan paket bantuan darurat baru senilai 50 juta pound sterling atau sekitar Rp 906 miliar bagi rakyat Yaman yang terjebak dalam "krisis kemanusiaan terburuk di dunia".
Lebih lanjut, Menteri Pembangunan Internasional Inggris Penny Mordaunt mengumumkan bahwa pihaknya akan menyediakan makanan selama satu bulan bagi 3,4 juta warga Yaman, 106 ribu ton gandum, dan bahan bakar untuk membuat rumah sakit tetap beroperasi serta memompa air bersih. Demikian seperti dikutip dari Independent, Senin 18 Desember 2017.
Yaman terlibat dalam perang sipil berdarah sejak 2014, ketika pemberontak mengambil alih Kota Sanaa.
Mordaunt memperingatkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir pertempuran meningkat dan pembatasan akses bantuan mendorong Yaman ke dalam sebuah "bencana kelaparan".
"Kisah-kisah mengerikan yang saya dengar dari warga Yaman dan pekerja kemanusiaan hari ini adalah pengingat akan tragedi kemanusiaan terburuk di dunia di mana tiga per empat penduduk membutuhkan bantuan," tutur Mordaunt di Djibouti, tempat di mana bantuan asal Inggris akan dikirim ke Yaman.
"Setiap hari para orangtua membawa anak-anak mereka yang menderita malnutrisi ke rumah sakit karena belum makan berhari-hari, dan keluarga lainnya menyaksikan orang yang mereka cintai mati sia-sia padahal penyakit mereka dapat diobati...," imbuh dia.
Selain itu, ia mengatakan, "Bahan bakar akan menghasilkan makanan, memompa air bersih untuk membantu menghentikan penyebaran kolera dan pembangkit listrik rumah sakit."
Advertisement