Liputan6.com, Canberra - Kepolisian Federal Australia (AFP) harus menanggung malu setelah rencana penangkapan seorang terduga agen Korea Utara tersiar di media sosial, beberapa hari sebelum misi itu terlaksana.
Merespons hal tersebut, AFP mengonfirmasi tengah melakukan penyelidikan internal demi menemukan sumber dan dalang kebocoran itu. Demikian seperti dikutip dari Australiaplus, Rabu (20/12/2017).
Sabtu lalu, seorang pria asal Sydney berusia 59 tahun ditangkap oleh petugas AFP karena diduga sebagai calo transaksi jual-beli senjata dengan pemerintah Korea Utara.
Advertisement
Baca Juga
Pria tersebut diduga terlibat dalam usaha untuk menjual rudal dan suku cadangnya dari Korea Utara kepada pihak lain, melanggar undang-undang Australia dan hukum internasional.
AFP yang mengetahui dugaan kasus tersebut, mulai menyusun rencana untuk melakukan penangkapan.
Entah atas dasar alasan apa, proses penyusunan rencana itu terekam -- atau mungkin secara sengaja direkam -- oleh seseorang.
Dan entah bagaimana, proses penyusunan rencana itu tersiar di platform media sosial Periskop.
Suara dari diskusi tersebut dirilis oleh media The West Australian pada Rabu 13 Desember 2017, sebelum akhirnya dihapus.
Dalam rekaman tersebut, seorang petugas AFP terdengar sedang mendiskusikan rincian operasi penangkapan si terduga agen Korea Utara.
"Kami tak akan melakukan kontak senjata, baiklah, hanya setengah lusin orang dan van forensik," kata seorang petugas AFP dalam rekaman tersebut.
Seorang petugas pria AFP lainnya kemudian terdengar menyebut, kapan para pemimpin politik bisa mengomentari penangkapan tersebut, jika mereka melepaskan rinciannya pada hari Minggu 17 Desember 2017 pagi.
"Kami hanya perlu menyadari bahwa Perdana Menteri akan berbicara pada suatu waktu di hari Minggu untuk membicarakan tentang (pemilu sela waktu di) Bennelong, demikian pula Bill Shorten (pemimpin oposisi pemerintah)," lanjut rekaman rencana penangkapan AFP terhadap terduga agen Korea Utara itu.
Tengah Diselidiki Lebih Lanjut
Dalam sebuah pernyataan, Kepolisian Federal Australia (AFP) akhirnya mengonfirmasi bahwa rekaman tersebut tersiar secara tidak sengaja.
"Insiden itu terjadi saat kami menguji peralatan penyiaran media sosial," kata seorang juru bicara kepada media Australia ABC.
"Sejumlah langkah ditempuh untuk memastikan kejadian tersebut tidak akan terulang lagi, lanjutnya.
Sang aparat juga mengatakan bahwa masalah tersebut telah dirujuk ke dinas keamanan internal AFP untuk ditinjau. Ia juga menambahkan bahwa komentar lebih lanjut atas peristiwa itu tidak akan diberikan untuk sementara waktu.
Setelah penangkapan itu, para petugas AFP dan menteri menggambarkan peristiwa tersebut sebagai hal yang "belum pernah terjadi sebelumnya", dan memeringatkan tentang kondisi serius dari peristiwa kebocoran informasi tersebut.
Advertisement