Sukses

Menlu Jepang Ingin Pemerintah Sediakan Jet Khusus Untuknya

Ia ingin pemerintah sediakan pesawat Gulfstream Aerospace Corp's G650ER yang berharga US$68 juta atau sekitar Rp 923 miliar.

Liputan6.com, Tokyo - Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono menyampaikan bahwa ia memerlukan cara "ringkas" untuk perjalanan dinas luar negerinya. Ia ingin memiliki pesawat khusus untuk dirinya, seperti layaknya China.

Kono mengatakan, sejak awal 2013, ia dan pendahulunya, Fumio Kishida, hanya menjalankan sekitar sepertiga dari jumlah perjalanan luar negeri yang dibuat China dalam periode yang sama.

Sedangkan ia ingin Jepang bersaing dengan China dalam hal diplomasi dan seluruh pengadaan fasilitasnya.

Selama ini, dalam menjalankan tugas ke luar negeri, menlu, dan jajaran stafnya melakukan perjalanan dengan menggunakan penerbangan komersial. Sedangkan perdana menteri dan anggota keluarga kekaisaran menggunakan pesawat pemerintah.

"Dinas menggunakan penerbangan komersial...merupakan hambatan besar saat memikirkan kepentingan nasional Jepang," kata Kono, dilansir Japan Today, Selasa (20/12/2017).

"Kita bisa membeli pesawat khusus, menyewanya, atau meminjam jet yang dimiliki oleh sektor swasta jika jet itu tidak digunakan. Ada berbagai pilihan untuk dipertimbangkan," ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Ingin Pesawat Gulfstream Aerospace Corp's G650ER

Kono menyampaikan keinginannya itu dalam sebuah pertemuan bersama Divisi Luar Negeri Partai Liberal Demokrat (Liberal Democratic Party's Foreign Affairs Division), usai kepulangannya dari Bahrain, Uni Emirat Arab, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat.

Masalah biaya untuk membuat atau menyewa pesawat khusus dapat dimasukkan ke dalam kebijakan anggaran fisikal 2019. Ia mengaku bahwa ia tidak akan keberatan andai saja pesawat yang diberikan untuknya adalah bekas atau berukuran kecil.

Namun, ia justru menyarankan agar pemerintah menyediakan pesawat Gulfstream Aerospace Corp's G650ER. Kisaran harga pesawat jet itu adalah US$68 juta atau sekitar Rp 923 miliar, menurut keterangan Aviation Week.

Ia menilai, pesawat tersebut bisa menempuh perjalanan yang jaraknya panjang tanpa perlu mengisi bahan bakar berkali-kali. Terlebih, pesawat ini punya kapasitas penumpang kecil.

Kono secara langsung mengatakan dirinya telah berkonsultasi dengan Menteri Keuangan Jepang Taro Aso agar mau menyediakan anggaran untuk pesawat khususnya. Ia membenarkan bahwa jumlah dana yang harus disediakan oleh negara memang sangat besar. Terlebih pesawat itu dimanfaatkan untuk kegiatan diplomatik.