Sukses

Ini 3 Langkah Sederhana untuk Selamat dari Serangan Nuklir

Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan imbauan pada warganya di Guam, terutama untuk menghadapi serangan rudal Korea Utara.

Liputan6.com, Guam - Perang Dunia III yang melibatkan senjata nuklir memang tak akan terjadi dalam waktu dekat. Masih banyak negara yang menjunjung tinggi dan mengupayakan perdamaian di muka Bumi.

Meski perang berskala global masih jauh dari nyata, bukan berarti pertempuran mustahil pecah, termasuk yang melibatkan senjata nuklir. Muncul kekhawatiran, perang retorika antara Kim Jong-un dan Donald Trump akan memancing serangan dari Amerika Serikat maupun Korut. 

Baru-baru ini, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan imbauan pada warganya di Guam, terutama untuk menghadapi serangan rudal Korea Utara.

Guam Homeland Security and Civil Defence merilis dua video yang menginformasikan pada warga tentang apa yang harus dilakukan jika serangan nuklir terjadi.

Guam, yang menjadi wilayah teritorial Amerika Serikat sejak 1898, hanya berjarak 3.300 kilometer dari Korea Utara. Pulau tersebut juga punya arti penting sebagai pangkalan militer AS.

Komandan militer AS menjuluki Guam sebagai "kapal induk permanen" mereka. Pulau itu menjadi rumah bagi lebih dari 7.000 tentara.

Keberadaan pulau di bagian barat Samudera Pasifik tersebut juga menarik perhatian pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, yang memasukkannya dalam daftar target serangan rudal berhulu ledak nuklir yang diluncurkan dari Korut.

Jadi, apa yang yang harus dilakukan jika serangan nuklir terjadi?

Dalam video pertama yang dirilis, pejabat AS meminta warga bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

Persiapan dilakukan dalam tiga langkah mudah. Pertama adalah mempersiapkan perlengkapan yang terdiri atas makanan yang tak mudah basi atau tahan lama, air minum, senter, baterai cadangan, uang tunai, P3K, perlengkapan medis dan dokumen-dokumen penting.

Perlengkapan tersebut harus bisa mencukupi kebutuhan keluarga, setidaknya selama tiga hari.

Sementara, langkah kedua adalah berdiskusi dengan keluarga, membangun komunikasi, termasuk bagaimana cara untuk evakuasi.

Langkah ketiga adalah mendapatkan informasi dan memahami ancaman apa saja yang mungkin terjadi pada wilayah tempat tinggal warga.

Video tersebut juga meminta warga untuk membiasakan diri menonton tayangan berita. Agar mengetahui apa gerangan yang sedang terjadi pada dunia, khususnya dalam mengantisipasi serangan nuklir.

 

2 dari 2 halaman

Sistem Peringatan Bahaya

Sementara itu, video kedua menjelaskan kepada 160 ribu penduduk Guam bahwa pihak militer dan Guam Homeland Defence akan menguji coba sistem peringatan bahaya pada Selasa pertama tiap bulan.

Alarm serangan nuklir, yang nadanya dibedakan dengan peringatan bahaya lain, disiapkan agar warga di Guam tahu, mereka harus berlindung secepatnya ke dalam struktur beton dan menjauhi jendela serta pintu.

Seandainya Korut meluncurkan rudalnya ke Guam, warga pulau tersebut hanya punya waktu 14 menit untuk berlindung.

Setelah mengamankan diri di dalam bangunan beton, warga diminta untuk tetap tinggal hingga muncul pengumuman lebih lanjut yang menginformasikan bahwa situasi sudah aman.

Warga diminta untuk membagikan rekaman tersebut ke lebih banyak orang. Tujuannya, untuk membangun komunitas siap-bencana yang lebih tangguh

Pada Agustus 2017, Korea Utara meluncurkan rudal yang mampu melewati Jepang sebelum tercebur ke Samudra Pasifik.

Kim Jong-un mengatakan, peluncuran tersebut adalah permulaan, sebelum Pyongyang menargetkan Guam.

Di sisi lain, Guam dipersenjatai sistem pertahanan anti-rudal Angkatan Darat AS, atau dikenal dengan Terminal High Altitude Area Defense.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News awal tahun ini, Gubernur Guam, Eddie Calvo mengatakan bahwa penduduk pulau tersebut tidak khawatir dengan ancaman Korut.

"Serangan atau ancaman ke Guam adalah ancaman atau serangan terhadap Amerika Serikat," kata Calvo. Amerika, kata dia, tak akan tinggal diam jika Korea Utara bernyali meluncurkan nuklir ke sana.  (Ein)