Sukses

Selain Jonghyun SHINee, Ini 5 Kisah Suram Para Artis K-pop

Di balik kepopuleran artis K-pop ada banyak hal suram dan problematika yang menyelimuti.

Liputan6.com, Seoul - Kehidupan artis K-pop dikenal glamor dan sangat indah untuk dijalani. Penampilan spektakuler di atas panggung yang dapat menghipnotis para penggemar menjadikan mereka sebagai orang yang selalu dipuja-puja.

Namun, di balik kepopuleran artis K-pop ada banyak hal suram dan problematika yang menyelimuti.

Banyak dari mereka yang harus melakukan perjuangan keras agar dapat tampil di atas panggung dan layar kaca. Sejak kecil mereka harus dididik dan masuk ke dalam kamp-kamp yang akan mengorbitkan artis masa depan.

Biasanya, agensi hiburan akan merekrut anak-anak berusia 10 tahun untuk dilatih dan dipersiapkan menjadi bintang K-pop.

Namun, ada konsekuensi yang harus mereka hadapi. Mereka tak dapat bermain dengan teman-teman sebaya bahkan memiliki pacar. Jangankan itu, untuk sakit saja mereka tak ada waktu.

Industri ini kian menggurita dan akan terus berlanjut karena besarnya animo anak muda yang ingin menjadi sosok yang diidolakan. Meski demikian, masih banyak rahasia besar yang belum terungkap. Banyak sisi gelap yang para artis K-pop alami di sepanjang karier mereka.

Belum lama ini pecinta K-pop dunia dihebohkan dengan kabar kematian salah satu anggota boy band terkenal asuhan SM Entertainment, Jonghyun SHINee.

Pria yang merupakan vokalis utama dalam grup tersebut ditemukan meninggal dunia di apartemen miliknya yang terletak di kawasan Gangnam Gu, Cheongdamdong.

Kematian vokalis SHINee telah dikonfirmasi kebenarannya oleh kepolisian setempat. Jonghyun dinyatakan meninggal dunia pada Senin 18 Desember 2017, pukul 18.00 waktu setempat.

Jonghyun SHINee diduga tewas akibat briket batubara yang masih menyala, dan mengeluarkan karbon monoksida.

Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Rabu (12/7/2017), berikut 5 hal suram di balik hidup glamor artis K-pop:

Saksikan video menarik terkait K-pop berikut ini:

2 dari 6 halaman

1. Operasi Plastik

Dalam sebuah kontrak yang ditandatangani, pihak agensi mengharuskan para artisnya melakukan operasi plastik. Bukan hanya wanita, namun laki-laki juga diwajibkan menaati peraturan tersebut.

Kebanyakan dari mereka akan menjalani pembenahan di bagian hidung dan kelopak mata. Masyarakat Korea memang dikenal dengan kelopak matanya yang sipit. Maka dari itu mereka menjalani operasi ganda pada bagian mata sehingga kedua bola matanya dapat terlihat lebih besar seperti orang-orang Eropa.

Biasanya gadis-gadis tersebut telah menjalani operasi plastik sejak usia 20 tahun. Para bintang Korea memang dikenal sebagai sosok yang memiliki cita-cita tinggi. Bagaimanapun mereka harus terlihat sempurna.

3 dari 6 halaman

2. Kontrak 10 Tahun

Menjadi seorang bintang K-pop tak hanya menandatangani kontrak dan merekam album dalam hitungan bulan saja, melainkan dalam hitungan tahun.

Setidaknya butuh satu dekade sebelum akhirnya para calon bintang siap untuk masuk dapur rekaman dan diorbitkan sebagai bintang.

Selama sepuluh tahun mereka dilatih di kamp K-pop dari pihak agensi. Rata-rata calon artis tersebut berusia sepuluh hingga 13 tahun. Dengan kata lain, mereka akan terikat kontrak selama satu dekade tanpa mendapatkan gaji atau pemasukan dari pihak agensi. Malah para calon artis inilah yang harus mengeluarkan biaya.

Tak ada yang dapat mereka lakukan selain berlatih dan menunggu. Jika ingin membatalkan kontrak, maka calon artis ini haris membayar ganti rugi sebanyak tiga kali lipat.

Begitulah cara industri ini bekerja, ada yang bertahan ada pula yang membatalkan niatnya menjadi sosok idola.

4 dari 6 halaman

3. Tidak Digaji

Salah satu anggota Girls Generation mengatakan bahwa ia harus menghabiskan 11 tahun di kamp latihan sebelum bisa menghasilkan uang sendiri. Sehingga, mereka mengandalkan pemberian uang dari orangtua. Bahkan beberapa di antaranya tak sama sekali memiliki uang.

Salah satu grup K-pop papan atas Block B pernah mengatakan jika personilnya tak dibayar lebih dari satu tahun. Padahal orangtua mereka sudah mengeluarkan US$ 65.000 untuk keperluan anak-anaknya selama bergabung bersama agensi. Namun mereka sama sekali tak mendapatkan uang sepeserpun.

Dalam kondisi seperti ini, mereka biasanya melakukan hal-hal yang tak diinginkan. Seperti kelompok Stellar yang harus membeli satu porsi makanan dan dibagi berempat setiap harinya. Ada pula yang rela membuat video musik erotis agar dapat bertahan hidup.

5 dari 6 halaman

4. Dijadikan Pembantu

Selama bertahun-tahun mendapatkan pelatihan di kamp agensi, calon bintang K-pop menghabiskan waktunya dengan menari dan menyanyi. Terkadang, mereka juga harus berperan sebagai seorang budak.

Salah satu penyanyi bernama Jo-kwon pernah mengatakan bahwa ia pernah dipaksa untuk membuatkan kopi kepada para eksekutif yang datang. Bahkan sempat disuruh melakukan pekerjaan rumah dan mengepel lantai.

Dalam kondisi semacam ini, biasanya para calon bintang akan kehilangan waktu mereka. Jangankan untuk bermain, memegang telepon saja sulit. Mereka dilarang untuk menjalin hubungan dengan siapapun termasuk memiliki kekasih.

6 dari 6 halaman

5. Bunuh Diri karena Frustasi

Pada tahun 2009, seorang artis Korea bernama Jang Ja-yeon ditemukan tewas di apartemennya. Ia bunuh diri karena tak dapat melanjutkan pekerjaannya lagi.

Dalam cacatan harian, Ja-yeon mengatakan bahwa ia diharuskan melayani nafsu birahi tokoh-tokoh penting di Negeri Gingseng tersebut, Jika ia menolak, pihak agensi tak segan-segan akan mengancam 'membunuhnya'.

Mendengar hal tersebut, pihak kepolisian segera menyerbu kantor agensi tempat Ja-yeon bekerja. Di sana polisi menemukan ruang tersembunyi yang digunakan untuk melakukan melayani nafsu bejat para tamu-tamu penting.

Ruangan itu seolah-olah dibuat seperti rumah bordil dan kerap dikunjungi oleh banyak orang.