Liputan6.com, Suriah - Karakter dari program televisi anak-anak Sesame Street akan membantu memulihkan rasa percaya diri anak-anak pengungsi Suriah pasca-perang. Bantuan kemanusiaan ini disalurkan melalui program bernama Sesame Workshop.
Sesame Workshop dan International Rescue Committee telah memenangkan hibah sebesar US$100 juta atau sekitar Rp 1 triliun yang kemudian digunakan untuk membantu memulihkan trauma anak-anak. Dana ini disalurkan kepada pengungsi-pengungsi di Yordania, Libanon, Irak dan Suriah.
Dana hibah tersebut diberikan oleh "John D and Catherine T MacArthur Foundation" yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat, yang ingin membuat sebuah perubahan besar.
Advertisement
Pihak yayasan menuturkan, dana itu merupakan sumbangan filantropi terbesar untuk proyek pendidikan di kamp pengungsian. Sesame Street Workshop akan membuat versinya sendiri di kamp-kamp pengungsian, disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak.
Selain itu, program ini juga akan tersedia di ponsel, sehingga bisa mendukung kegiatan literasi, berhitung, mengajarkan untuk membantu sesama, dan menghormati orang lain.
Ketua Sesame Workshop, Jeffrey Dunn, mengatakan bahwa krisis pengungsi Suriah adalah isu kemanusiaan penting zaman kini.
"Bantuan kemanusiaan ini mungkin merupakan inisiatif terpenting kami," katanya, dilansir BBC, Rabu (21/12/2017).
Di samping kegiatan-kegiatan di atas, Sesame Workshop juga menyediakan sarana atau tempat untuk mengembangkan karakter anak, di mana para orang tua bisa mendapatkan saran dan informasi bermanfaat untuk anak-anak mereka.
Presiden "John D and Catherine T MacArthur Foundation", Julia Stasch mengatakan bahwa Sesame Street Workshop merupakan program intervensi terbesar bagi anak usia dini, yang mana diciptakan di tengah krisis kemanusiaan.
"Kurang dari 2 persen anggaran bantuan kemanusiaan global didedikasikan untuk pendidikan, dan memang bantuan pendidikan untuk anak-anak itu sedikit," ungkap Stasch.
"Tujuan jangka panjang kami adalah mengubah sistem bantuan kemanusiaan untuk lebih fokus dalam membangun masa depan anak melalui pendidikan," imbuhnya.
Presiden International Rescue Committe David Miliband mengatakan, dana tersebut diharapkan mampu membawa harapan dan kesempatan kepada generasi muda di kamp pengungsian.
"Saat 'negara tidak hadir', [organisasi non-pemerintah] dan dermawan perlu didukung, dan lihatlah yang mereka (Sesame Workshop) lakukan di sini, membawa perubahan besar," pungkasnya.
Karakter Sesame Street Bisa Ajari Anak-anak Lepas Kemarahan
Anak-anak bisa merasakan marah, kesal, tak nyaman, dan tak aman. Dan pada bulan Oktober, Sesame Street merilis beberapa video cara menghadapi hal yang tak menyenangkan.
Salah satunya video berdurasi 2.15 menit berjudujl I Can Let My Feelings Out. Diceritakan salah satu karakter Sesame Street, Rosita, merasa frustrasi dan marah. Dia menceritakan perasaannya itu kepada Sophia.
Sophia pun menyarankan agar Rosita melepaskan rasa kesalnya tapi dengan cara yang aman. Lalu, Rosita diminta untuk meluapkan rasa marah dan kesal dengan memukul bantal.
"Memukul bantal itu aman. Tidak ada yang terluka. Dan itu benar-benar bisa membantu melepaskan perasaan marahmu itu," saran Sophia.
Di video lain, ada Big Bird yang sedang merasakan kombinasi marah, sedih, ragu, cemas gara-gara sebuah kejadian menyakitkan. Si burung besar berwarna kuning itu meminta bantuan Alan cara menghadapi hal ini. Alan pun mengatakan kepada Big Bird untuk membayangkan sebuah 'tempat nyaman'.
Alan meminta Big Bird mengambil napas dalam-dalam terlebih dahulu agar tenang, lalu bayangkan sebuah tempat yang bisa membuat burung itu merasa benar-benar nyaman.
Ya, Sesame Stret lewat karakter Alan mengingatkan bahwa anak-anak juga bisa berhadapan dengan rasa trauma, stres, cemas. Orangtua atau wali punya peran besar untuk membantu anak melepaskan perasaan itu.
"Misalnya dengan menanyakan dan mendengar perasaan, bisa mengurangi kemungkinan yang lebih buruk terjadi pada anak-anak," kata Alan.
Advertisement