Liputan6.com, Canberra - Australia mengumumkan akan berhenti melakukan serangan udara yang menargetkan ISIS di Irak dan Suriah. Enam jet Hornet milik Negeri Kanguru itu akan ditarik pulang, namun pesawat pengisian bahan bakar dan pesawat pengintai Australia akan tetap berada di Irak.
Seperti dikutip dari BBC pada Jumat, (22/12/2017), Australia melakukan serangan udara dalam dua tahun terakhir di Irak dan Suriah sebagai bagian dari sebuah koalisi internasional. Menteri Pertahanan Marise Payne menjelaskan, keputusan untuk berhenti melancarkan serangan udara itu diambil menyusul pengumuman bahwa ISIS telah dikalahkan.
Menurut Payne, Irak dan sekutu lainnya telah diajak berkonsultasi mengenai keputusan Australia ini.
Advertisement
Sebagai bagian dari koalisi yang dipimpin Amerika Serikat, Australia mengerahkan sekitar 780 personel militernya untuk menggempur ISIS.
Baca Juga
"Mengingat keberhasilan yang telah dicapai di medan perang oleh pasukan keamanan Irak, kontribusi Australia sekarang berada pada titik transisi," terang Payne.
Ia menambahkan, "Setelah berdiskusi dengan Irak dan anggota koalisi internasional lainnya, pemerintah Australia memutuskan untuk memulangkan enam jet Hornet dar Timur Tengah".
Lebih lanjut Payne menggambarkan serangan udara yang menargetkan ISIS panjang dan "brutal". Tak lupa, Menhan Australia itu pun mengucap terima kasih kepada prajurit yang telah bertugas.
PM Irak Umumkan Kemenangan Atas ISIS
Sekitar dua pekan lalu, PM Irak Haider al-Abadi melalui sebuah konferensi pers di Baghdad mengatakan bahwa pasukannya telah menguasai sepenuhnya perbatasan Irak-Suriah.
"Pasukan kita berhasil mengambil alih secara penuh perbatasan Irak-Suriah, dan oleh karena itu, saya mengumumkan berakhirnya perang melawan ISIS," kata Abadi dalam sebuah konferensi di Baghdad, seperti dilaporkan AFP pada Sabtu, 9 Desember.
"Musuh ingin membunuh bangsa kita, tapi melalui persatuan dan tekad kuat kita telah menang. Kita menang dalam waktu singkat," imbuhnya.
Pernyataan tersebut muncul dua pekan setelah pasukan Irak meluncurkan operasi untuk membersihkan Kegubernuran Al Anbar, Saladin, dan Nineveh di perbatasan Suriah dari ISIS.
Advertisement