Sukses

Hebat, Pramugari Anggun dan Cekatan Ini Ternyata Berusia 80 Tahun

Bette Nash, seorang pramugari berusia 81 tahun yang masih sigap dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Liputan6.com, Washington D.C - Maskapai American Airlines dengan nomor penerbangan 2160 dari Boston baru saja tiba di Washington D.C, Amerika Serikat. Bette Nash, seorang pramugari berusia 81 tahun melemparkan senyumannya kepada satu persatu penumpang yang turun dari pesawat.

Terkadang, ada beberapa penumpang yang memeluk wanita itu. Bahkan kerap meminta foto sambil mengucapkan terima kasih.

Dilansir dari laman AsiaOne, Jumat (22/12/2017), Bette Nash adalah seorang pramugari yang sudah tak lagi muda. Meski begitu, semangatnya tak pernah luntur.

Sudah 60 tahun wanita tersebut terbang mengarungi angkasa dan melayani para penumpang sebagai pramugari. Ribuan jam terbang telah ia lalu tanpa merasa lelah untuk tersenyum.

Kendra Taylor, seorang penumpang, segera tongkat selfie dan berswafoto dengan Nash.

"Ketika saya melihatnya sangat kaget. Ada pramugari seumuran dia. Meski begitu ia tetap cantik," ujar Taylor.

Dengan setelan gelap ditambah dengan syal berwarna dan rambut yang disanggul, Nash kerap mendapat pujian dari para penumpang. Ia adalah dianggap menjadi bintang di kabin Airbus.

"Sangat profesional," kata Mike Margiotta, pilot maskapai American Airlines.

Di Amerika Serikat, seorang pilot akan pensiun pada usia 65 tahun. Namun, hal ini tak berlaku bagi seorang pramugari komersial. Bisa jadi, Bette Nash adalah pramugari paling senior di dunia.

Melihat ia berjalan begitu cepat dan menarik koper penumpang dari atas kabin menambah decak kagum para penumpang.

"Sebagai pramugari, saya mulai bangun pagi pukul 02.10 pagi. Saya punya dua buah alarm sehingga mampu membuat saya terbangun dari tidur," ujar Nash.

 

2 dari 2 halaman

Masa Muda Bette Nash

Nash memulai kariernya sebagai seorang pramugari ketika masih berusia 21 tahun. Kala itu Amerika Serikat masih dipimpin oleh Presiden Dwight Eisenhower. Maskapai pertama tempat ia bekerja adalah Eastern Airlines.

Pada saat itu, hanya orang-orang yang banyak uang dan keluarga elite saja yang bisa naik pesawat.

"Ada banyak pemisnis dan wanita-wanita dengan mantel bulu serta perhiasan yang menggunakan pesawat. Tidak ada yang pakai sandal jepit atau sepatu kets," kenang Nash.

Nash bahkan mengaku ia pernah bekerja di Trump Shuttle, sebuah maskapai penerbangan milik Presiden Donald Trump pada awal tahun 1990.

Selama menjelajahi langit, Nash sempat mengalami kejadian yang traumatis. Pesawat yang ia dan pramugari tumpangi dilanda turbulensi yang sangat parah. Bagian toilet belakang bahkan berantakan.

"Saya merasa sayap pesawat seperti menyentuh tanah," ujar Nash.

Sepuluh tahun yang lalu, di hari perayaan 50 tahun ia bekerja sebagai pramugari, Nash pernah mendapat kejutan.

Ia disambut oleh semprotan air yang begitu besar dari tim pemadam kebakaran -- sebuah bentuk penghormataan atas sebuah jasa yang biasa hanya diberikan untuk pilot veteran.

Pada akhir tahun nanti, tepatnya 31 Desember 2017, Nash akan merayakan ulang tahunnya yang ke-82.