Sukses

Aksi Protes Memanas di Yaman dan Bahrain

Gelombang protes yang dilancarkan demonstran anti-pemerintah di Yaman dan Bahrain, kini kian panas. Terutama, setelah terjadi bentrok antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.

Liputan6.com, Saana: Setelah Tunisia dan Mesir, sejumlah negara di Timur Tengah, dilanda pergolakan politik. Di Yaman dan Bahrain, misalnya, gelombang protes yang dilancarkan demonstran anti-pemerintah, kian panas. Terutama setelah terjadi bentrok antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.

Seperti dilansir situs NHK, Rabu (16/2), para pengunjuk rasa turun ke jalan di ibu kota Yaman, Sanaa. Mereka melanjutkan aksi protes yang sudah berlangsung selama lima hari untuk menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh.

Sekitar 1.000 orang berbaris menuju Istana Presiden, tapi polisi antihuru-hara berhasil memblokade mereka. Ini mengakibatkan para demonstran terlibat bentrok dengan para pendukung presiden.

Pun demikian di Bahrain. Di negara berpenduduk mayoritas kelompok Syiah, demonstran terus melancarkan aksi protes terhadap pemerintah yang didominasi oleh kelompok Sunni. Kemarin, satu orang tewas di ibu kota Bahrain, Manama. Insiden itu terjadi ketika polisi bentrok dengan para pelayat di sebuah upacara pemakaman yang bersamaan dengan aksi protes tersebut.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi lokal, Raja Bahrain Hamad mengatakan bahwa dirinya mengizinkan aksi protes damai tersebut digelar. Raja Hamad juga berjanji menyelidiki kematian dan segera mereformasi politik.(JAY/ANS)