Sukses

Jepang Tak Akan Memindahkan Kedutaan ke Yerusalem

Pada sela-sela pertemuan bilateral dengan Yordania, Menlu Jepang pastikan bahwa negaranya tak akn memindahkan kantor kedutaan ke Yerusalem.

Liputan6.com, Amman - Pemerintah Jepang memastikan tak akan memindahkan kantor kedutaan besarnya di Israel ke Yerusalem.

Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, pada sela-sela pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi di Amman, 26 Desember 2017.

Seperti dilansir Xinhua (27/12/2017), Menlu Kono beralasan bahwa status final Yerusalem -- baik sebagai ibu kota maupun rumah bagi kantor misi diplomatik negara asing -- harus dibahas dan ditetapkan melalui negosiasi langsung.

Menlu Kono juga mengatakan bahwa Jepang mendukung solusi dua negara sebagai salah satu metode penyelesaian konflik Israel - Palestina.

Lawatan Kono ke Yordania merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kenegaraannya ke Israel dan Palestina pada Senin, 25 Desember 2017.

Saat itu, sang Menlu Jepang melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara terpisah.

Yerusalem menjadi tempat pertemuan Kono dengan Netanyahu. Adapun Ramallah merupakan lokasi tatap muka sang Menlu Jepang dengan Abbas.

Jepang Tawarkan Diri Menjadi Mediator Israel-Palestina

Seperti dikutip dari media berhaluan liberal The Times of Israel, Menlu Kono dilaporkan telah mengundang PM Netanyahu dan Presiden Abbas untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi di Tokyo guna membahas soal konflik Israel-Palestina.

Undangan itu disampaikan kala Kono melawat ke Israel dan Palestina pada Senin, 25 Desember 2017.

Konferensi yang digelar di Tokyo itu juga direncanakan untuk turut mengundang Penasihat Kepresidenan Amerika Serikat, Jared Kushner mewakili Presiden AS Donald Trump.

Merespons undangan Kono, Netanyahu mengatakan bahwa dirinya membuka diri untuk hadir pada konferensi tersebut, hanya jika AS menyetujui untuk hadir. Kata media lokal Israel, Hebrew Channel 10 seperti dikutip The Times of Israel.

Sementara itu, belum diketahui bagaimana respons Abbas atas undangan Jepang perihal dialog mengenai isu Yerusalem dan perdamaian konflik Israel-Palestina.

2 dari 2 halaman

Ikuti AS, 10 Negara Akan Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem?

Pada rentang waktu yang berdekatan, Israel dilaporkan telah merajut komunikasi dengan setidaknya 10 negara, guna membahas tentang kemungkinan untuk memindahkan kedutaan masing-masing ke Yerusalem.

Hal itu dibeberkan oleh Negeri Bintang David pada Senin, 25 Desember 2017.

"Kami telah berdialog dengan setidaknya 10 negara. Beberapa di antaranya merupakan negara Eropa," kata Deputi Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely, seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa, 26 Desember 2017.

Namun, Hotovely tak menyebut nama ke-10 negara yang telah dibujuk oleh Israel untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.

Kendati demikian, seorang sumber diplomatik Israel yang anonim menyebut beberapa nama negara yang telah dibujuk, di antaranya; Honduras, Filipina, Rumania, dan Sudan Selatan.

Hotovely yakin, langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berencana untuk memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem akan diikuti oleh sejumlah negara lain, termasuk ke-10 negara tersebut.

Guatemala Akan Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem

Pernyataan Deputi Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely itu muncul usai Guatemala mengumumkan rencana serupa, yakni memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.

Presiden Guatemala Jimmy Morales mengumumkan akan memindahkan kantor kedutaan besar negaranya di Israel ke Yerusalem. Hal itu diumumkan oleh Presiden Morales pada 24 Desember 2017 malam waktu setempat.

Rencana itu menjadikan Guatemala sebagai negara pertama yang mengikuti jejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang sebelumnya telah berencana akan memindahkan Kedutaan AS di Tel Aviv ke Yerusalem. Demikian seperti dimuat Time.

Lewat akun Facebook resminya pada Minggu malam, Morales mengatakan, telah menginstruksikan Kementerian Luar Negeri Guatemala untuk memindahkan kedutaan negara mereka ke Yerusalem. Instruksi itu datang usai Morales melakukan dialog dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu beberapa waktu sebelumnya.

"Saya dan Netanyahu berbicara tentang hubungan besar yang kami miliki sejak Guatemala mendukung pembentukan negara Israel. Salah satu topik relevan yang kami bahas adalah tentang kembalinya Kedutaan Besar Guatemala ke Yerusalem," tulis Morales dalam akun Facebooknya, seperti dikutip dari CNN.