Liputan6.com, Kabul - Setidaknya puluhan orang tewas dan terluka dalam sebuah serangan bom di kantor berita Afghanistan, Afghan Voice, di Kabul pada Kamis, 28 Desember 2017.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish menyebut peristiwa itu sebagai serangan bom bunuh diri. Demikian seperti dikutip dari Independent (28/12/2017).
Danish juga menyebut bahwa peristiwa itu mengakibatkan 40 orang tewas dan 30 lainnya terluka.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, pihak Kementerian Kesehatan Afghanistan mengatakan bahwa sejumlah korban diketahui sebagai siswa yang tengah menghadiri diskusi panel dengan periset di kantor berita tersebut.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa itu. Sementara itu, kelompok militan Taliban telah mengeluarkan pernyataan yang menolak keterlibatan mereka dalam peristiwa tersebut.
Foto-foto yang dikirim oleh saksi menunjukkan kerusakan yang serius di lokasi kejadian. Ada pula sejumlah korban tewas dan terluka bergelimpangan di tempat kejadian perkara.
Hingga saat ini, otoritas Afghanistan tengah mendalami dan memeriksa peristiwa nahas tersebut.
Afghanistan, Negara Paling Berbahaya bagi Pekerja Media
Peristiwa di Afghan Voice itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan bom yang kerap menyasar kantor media dan berita di Afghanistan. Bulan lalu, sebuah stasiun televisi swasta di Kabul turut menjadi sasaran.
Menurut sebuah laporan dari kelompok kebebasan media Reporters Without Borders pada awal bulan ini, Afghanistan ditetapkan sebagai salah satu negara yang paling berbahaya di dunia bagi para pekerja media.
Afghanistan sendiri merupakan negara dengan jumlah korban luka dan tewas akibat serangan bom yang tertinggi di dunia. Setiap bulannya, rata-rata korban tewas akibat peristiwa semacam itu mencapai 140 orang.
Advertisement