Sukses

6 Skandal Penipuan Selebritas Dunia yang Akhirnya Terkuak

Demi menampilkan citra tanpa cela, para selebritas dunia tak jarang memalsukan jati dirinya bahkan tega menipu.

Liputan6.com, Jakarta - Selebritas dipuja dan diidolakan banyak orang. Artis maupun tokoh dianggap tak bernoda sehingga penggemar seakan buta, tak menyadari bahwa segala sesuatu tak segemerlap penampilan luar.

Di sisi lain, demi menampilkan citra tanpa cela, para selebritas dunia memalsukan jati dirinya.

Ada yang mengganti nama, karena tidak komersial atau demi menutupi masa lalu mereka yang terkadang kelam. Lainnya memanipulasi usia, agar dianggap muda atau lebih dewasa.

Kepalsuan itu awalnya tak menjadi masalah di awal karier, namun saat selebritas itu tenar, hal tersebut bisa menjelma jadi skandal.

Sejumlah selebritas juga mengarang kebohongan-kebohongan, yang bikin orang kagum. Aksi heroik dalam perang, misalnya.

Lainnya memalsukan fakta demi membuat karier mereka menanjak, bahkan konsisten berbohong agar tetap eksis.

Berikut 6 skandal penipuan selebritas dunia yang terkuak, seperti dikutip sebagian dari situs The Richest, Kamis (28/12/2017):

2 dari 7 halaman

1. Milli Vanilli

Milli Vanilli adalah duo R&B dari Munich, Jerman. Grup besutan Frank Farian pada 1988 terdiri dari Fab Morvan dan Rob Pilatus.

Albut debut Milli Vanilli, Girl You Know It's True sukses besar hingga ke dunia internasional.

Mereka bahkan diganjar Grammy Award untuk kategori Best New Artist pada 21 Februari 1990.

Milli Vanilli pun jadi penyanyi paling populer pada akhir 1980-an dan awal 1990-an.

Hingga akhirnya, skandal penipuan terkuak. Duo anggota Milli Vanilli bukan penyanyi sesungguhnya. Mereka hanya melakukan lip sync alias pura-pura melantunkan lagu.

Salah satu penyanyi sesungguhnya, Charles Shawakhirnya muncul pada Desember 1990 dan mengakuinya.

Baru saat itu para penggemar menyadari, petunjuk sejatinya kuat mengarah ke dugaan penipuan.

Misalnya, saat konser, duo Milli Vanilli menari, melompat, dan berputar, namun suara keduanya tetap jernih. Pun ketika mikrofon tak berada dekat dengan mulut mereka.

Apalagi, baik Fab Morvan dan Rob Pilatus adalah orang Jerman dan tak lancar bicara Bahasa Inggris. Namun, lantunan lagu mereka sangat jelas dengan aksen yang sempurna.

3 dari 7 halaman

2. River Phoenix

River Phoenix adalah aktor film Amerika dan ikon yang dipuja remaja sedunia. Semua orang menganggapnya sebagai sosok yang polos dan baik di Hollywodd.

Phoenix juga seorang aktivis dan penyayang binatang. Namun, di balik itu, ia juga pengguna heroin. Levelnya bahkan sudah parah.

Phoenix kali pertama bersentuhan dengan barang haram itu di tengah syuting My Own Private Idaho. Ia konon mencoba heroin demi pendalaman peran.

"Tak butuh waktu lama baginya untuk berubah dari pengguna biasa ke pecandu berat," kata salah satu asisten produser film tersebut.

Meski sejumlah anggota keluarganya bersikukuh, Phoenix bersih, namun rekan-rekannya mengatakan hal berbeda.

Pada tanggal 31 Desember 1993, Phoenix meninggal karena overdosis obat terlarang (heroin, kokain, dicampur Valium) di trotoar luar klub malam Viper Room Hollywood Barat. Usianya baru 23 tahun saat itu.

4 dari 7 halaman

3. Brian Dennehy

Brian Manion Dennehy adalah aktor veteran AS yang bersinar di televisi, panggung teater, juga film.

Ia menerima banyak penghargaan di antaranya, Golden Globe, Tony Awards, Primetime Emmy Award.

Dennehy kerap berkoar tentang perannya dalam Perang Vietnam. Ia mengaku lima tahun ditempatkan di negara Asia Tenggara itu.

Ia bahkan mengaku terluka saat beraksi di tengah pertempuran. Dengan lancar, dalam sejumlah wawancara, Dennehy berkisah tentang kengerian Perang Vietnam.

Belakangan, kisah heroiknya itu terbukti bohong belaka. Ia memang terdaftar dalam United States Marine Corps pada 1958 dan bertugas di sana selama 5 tahun. Namun, bukan di Vietnam, melainkan Okinawa, Jepang.

Kebohongannya itu terkuak berkat buku Stolen Valor. Dennehy kemudian mengaku telah berbohong dan minta maaf.

5 dari 7 halaman

4. Ed dan Lorraine Warren

Ed dan Lorraine Warren adalah pasangan cenayang. Keduanya kerap digambarkan dalam sejumlah film horor, dari Annabelle, Amityville, hingga Conjuring.

Banyak orang yang meyakini kisah-kisah horor yang disampaikan mereka, meski bukti soal itu sama sekali tak meyakinkan.

Misalnya soal rumah Amityville. Kala itu Lorraine Warren mengaku mengalami sensasi 'ledakan' perasaan depresi yang luar biasa. Sejumlah foto pun diambil. Tak ada apapun yang tertangkap kamera, kecuali satu, yang dideskripsikan sebagai 'penampakan' bocah laki-laki mengintip dari salah satu kamar.

Pasangan Warren, bersama pemilik rumah George Lutz, dan seorang pengacara bernama Ronald Jr, William Weber melakukan pertemuan. Tujuannya untuk mengarang cerita horor.

Pertemuan berlangsung menyenangkan. Setelah menghabiskan empat botol anggur, sisa malam itu menjadi sesi menulis kreatif tentang apa saja yang menarik untuk dimuat dalam sebuah buku horor. Keduanya saling berkhayal soal alur kisah seram.

Namun, kerja sama tak terjalin antar keduanya. Lutz yang tak mau berbagi untung dengan Ronald DeFeo Jr, menggandeng seorang penulis bernama Jay Anson.

Hasilnya adalah buku berjudul 'The Amityville Horror: A True Story' yang dirilis pada 1976. Yang dicetak ulang 13 kali, enam juta buku laku dijual. Versi film yang diluncurkan tiga tahun kemudian juga sukses besar.

Lutz mengakui, tak semua adegan dalam buku dan film adalah nyata.

Dua tahun setelah buku itu ditulis, pengacara dalam kasus tersebut mengakui bahwa ceritanya adalah tipuan belaka.

6 dari 7 halaman

5. Rita Hayworth

Rita Hayworth memang tak pantas disebut penipu. Namun, setidaknya, ia menutup-nutupi masa lalunya, sehingga tak banyak orang mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.

Terlahir sebagai Margarita Carmen Cansino, Hayworth mengawali kariernya sebagai penari Spanyol.

Ketika memutuskan banting setir ke dunia akting, ia mendapatkan peran-peran yang 'eksotis'.

Namun, studio merasa masa depan sang artis tak akan cerah jika memertahankan nama dan penampilan aslinya. Maklum, saat itu rasialisme masih mengemuka di Amerika Serikat. Margarita Carmen Cansino berdarah Latin.

Dengan rambut yang dikeriting dan dicat merah, ia menjelma menjadi Rita Hayworth.

"Ada satu alasan mengapa aku mengubah namaku...Aku tak mau hanya dikenal sebagai penari," kata dia dalam buku Being Rita Hayworth karya Adrienne McLean.

Rita Hayworth kemudian menjadi artis terkenal pada era 1940-an. Ia tampil dalam 61 film selama kariernya dalam kurun waktu 37 tahun. Wajah cantik dan lekuk tubuhnya yang indah menjadikannya model favorit dalam poster pemberi semangat para tentara di tengah Perang Dunia II.

Ia bahkan menikahi seorang pangeran asli. Pada 1948, di puncak kariernya, Rita Hayworth pergi ke Cannes. Di sana ia berkenalan dengan Prince Aly Khan atau Ali Salman Aga Khan -- putra Sultan Mahommed Shah, Aga Khan III.

Setelah berpacaran sekitar setahun, keduanya menikah pada 27 Mei 1949. Padahal, kala itu, ia masih terikat perkawinan dengan suami keduanya, Orson Welles.

Setelah menjadi istri pangeran, Hayworth meninggalkan Hollywood, memutuskan kontrak dengan Columbia, dan tinggal ke Prancis. Desember tahun yang sama, sang artis melahirkan anak perempuan, Yasmin Aga Khan.

Setelah hidup bersama selama empat tahun, pasangan tersebut akhirnya bercerai pada 1953. Alasannya diduga karena gaya hidup sang pangeran yang flamboyan dan playboy.

7 dari 7 halaman

6. Iron Eyes Cody

Iron Eyes Cody digambarkan sebagai Penduduk Asli Amerika yang membintangi iklan 'Keep America Beautiful'.

Ia juga membintangi lebih dari 200 peran dalam film dan drama televisi. Sebagai warga Suku Indian.

Namun, ia bukanlah penduduk asli Amerika. Cody terlahir sebagai Espera Oscar de Corti, generasi kedua keluarga asal Italia.

Meski membantah soal asal usulnya hingga kematiannya pada 1999, Cody bukan penduduk asli Amerika. Ia mungkin sama sekali tak berdarah Indian.

Ayahnya sama sekali bukan Cherokee, ibunya bukan dari Cree, meski demikian banyak orang menganggapnya sebagai salah satu aktor dengan latar belakang penduduk asli Amerika yang paling terkenal.

Video Terkini