Liputan6.com, Queensland - Sebuah tim penangkap ular asal Australia membuat pernyataan besar selama kariernya. Tony Harrison, pemimpin dari tim tersebut mengaku bahwa ia baru saja menangkap seekor ular yang paling menyulitkan dirinya.
Dikutip dari laman Daily Mail, Sabtu (30/12/2017), pria itu mengaku, dari lebih 17 ribu ular yang pernah ia tangkap selama 23 tahun, baru kali ini mengalami kesulitan.
Ia mendapat laporan dari seorang warga bahwa ada seekor ular yang bersembunyi di bawah mobilnya. Butuh waktu lebih dari tiga jam bagi Tony untuk menangkap ular tersebut.
Advertisement
Kala itu, Tony diminta untuk datang ke Labrador, Queensland, Australia tepatnya di pinggiran Gold Coast. Ternyata ada ular yang bersembunyi di bawah mobil dan masuk ke dalam bagian bawah mesin mobil.
Baca Juga
Ia tak dapat melakukan penangkapan itu secara sendirian. Tony meminta bantuan kepada truk derek mobil agar dapat mengangkap bagian mobil.
Sebab, jika ia masuk ke bagian bawah mobil akan membahayakan dirinya. Tak ada ruang gerak yang dapat ia lakukan.
Truk derek itu kemudian mengangkut mobil dan mengoyang-goyangkan bagian depannya dengan harapan ular itu dapat jatuh ke lantai.
Ternyata, hal ini jadi tontonan banyak orang. Banyak pihak yang memuji keberanian Tony.
Proses penangkapan ini tentu melelahkan dan membutuhkan kesabaran.
"Ini adalah hewan berbisa yang paling berbahaya di planet ini," ujar Tony.
Setelah beberapa jam barulah ia dapat menaklukan ular itu. Hitam dan mengkilat membuat ular ini begitu berbahaya apabila menyerang manusia.
Setelah ditangkap tak dijelaskan akan dibawa kemana ular tersebut.
Insiden Ular Piton Telan Manusia di Indonesia
Bicara soal ular, ada pemberitaan paling disorot yang terjadi tahun 2017. Seorang petani bernama Akbar yang sempat dikabarkan hilang, ditemukan tak bernyawa di dalam perut ular piton sepanjang 7 meter. Penemuan tersebut pun sontak menggegerakan masyarakat Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Salah seorang warga yang menyaksikan langsung proses pembelahan perut ular tersebut, Satriawan, menjelaskan bahwa Akbar pergi ke kebun kelapa sawit miliknya sejak Minggu, 26 Maret 2017 pukul 09.00 Wita. Namun ia tak kunjung pulang hingga keesokan harinya.
Warga pun akhirnya memutuskan untuk mencari Akbar. Menurut Satriawan, sekitar pukul 22.00 malam warga menemukan ular piton yang terlihat kekenyangan setelah menelan benda besar, sehingga sulit bergerak.
Warga curiga Akbar, yang sejak sehari sebelumnya hilang, ditelan oleh ular piton tersebut. Pasalnya, kelapa sawit yang habis dipetik ditemukan berserakan di sekitar lokasi penemuan ular tersebut.
"Kemungkinan ular tersebut menyerang Akbar dari belakang," lanjutnya singkat.
Akhirnya warga sepakat untuk membelah perut ular tersebut dengan menggunakan peralatan seadanya. Video berdurasi 5 menit 43 detik yang menampilkan detik-detik evakuasi korban langsung viral di media sosial.
Tak hanya di Indonesia, kabar ditemukannya Akbar ternyata juga menjadi sorotan media asing.
BBC mengulas ditemukannya jasad di dalam ular piton itu dengan artikel berjudul "Indonesian man's body found inside python - police". Dalam artikelnya, dilaporkan bahwa piton jarang membunuh dan memakan manusia, meski terdapat beberapa laporan bahwa hewan melata itu memangsa anak-anak.
Media asal Inggris itu juga mengutip penjelasan ahli dari Universitas Brawijaya, Nia Kurniawan, bahwa ular piton dengan ukuran tersebut berburu mangsa besar, seperti babi atau anjing liar.
Meski biasanya piton menghindari pemukiman warga, mereka melihat ladang sawit sebagai tempat berburu, karena wilayah itu menarik hewan seperti babi, primata, dan anjing.
Dengan judul "Villagers cut open seven-metre python to find their dead friend inside", media lain asal Inggris Metro, menyoroti detik-detik dikeluarkannya jasad Akbar dari perut piton.
Sementara itu International Business Times Australia, mengulas kronologi hilangnya akbar hingga jasadnya ditemukan dalam artikel berjudul "Lifeless farmer found inside a python’s body".
Media Singapura The Straits Times, turut mengabarkan kesaksian sekretaris desa atas kejadian tersebut dengan judul "Missing man found dead in belly of 7m-long python in Indonesia: Report".
Advertisement