Liputan6.com, California - Pencinta alam akan menyaksikan hal menarik pada bulan Januari 2018, yakni dua supermoon. Blue moon dan gerhana bulan total.
Supermoon pertama tahun 2018 akan terjadi pada malam hari tahun baru sampai malam tanggal 2 Januari. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (1/1/2018)
Supermoon terjadi ketika bulan purnama berada pada titik orbitnya yang terdekat ke Bumi, sehingga tampak sampai 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar dibanding ketika bulan berada pada titik terjauh dalam orbitnya.
Advertisement
Supermoon lain akan menyusul pada tanggal 31 Januari, pada jarak sekitar 26.500 kilometer lebih dekat dari biasanya.
Kedua supermoon tersebut merupakan bagian dari supermoon yang dimulai tanggal 3 Desember 2017 lalu. Ilmuwan mengatakan, sangat jarang ada dua supermoon berturut-turut, apalagi tiga.
Bulan purnama terakhir Januari juga dikenal sebagai blue moon, karena merupakan bulan purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan.
Para ilmuwan mengatakan, waktu terbaik untuk melihat supermoon adalah ketika bulan terbit dan sebelum matahari terbit, ketika bulan tampak berada di cakrawala. Ini membuat bulan terlihat lebih besar dibanding benda-benda lain-lain yang tampak pada malam hari, seperti bangunan dan pohon-pohon.
Waspada, Kecelakaan Motor Lebih Banyak Terjadi Saat Bulan Purnama
Waspada, kecelakaan fatal yang melibatkan sepeda motor pada malam hari lebih berpotensi terjadi saat bulan purnama. Demikian diungkap oleh para peneliti.
Hingga saat ini, ilmuwan belum menguak kaitan pasti antara bulan purnama dengan meningkatnya angka kecelakaan. Yang ada baru perkiraan, misalnya keberadaan rembulan yang bersinar terang mendistraksi pengendara, terutama saat Bulan muncul tiba-tiba dari balik sebuah bangunan atau bukit. Akibatnya, mereka sulit mengendalikan kecepatan kendaraan.
"Studi kami menganjurkan kehati-hatian ekstra diperlukan saat mengendarai motor di bawah bulan purnama," kata Dr Donald Redelmeier, salah satu penulis riset dari University of Toronto, seperti dikutip dari The Guardian, 12 Desember 2017 lalu.
Studi yang menganalisis tabrakan fatal selama tiga dekade di Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia menemukan ada peningkatan kecelakaan selama dua malam terjadinya purnama.
Risiko kecelakaan fatal bagi pengendara sepeda motor kian bertambah pada saat terjadinya supermoon, di mana Bulan tampak lebih besar dan terang karena posisinya yang lebih dekat ke Bumi.
Para peneliti menekankan pentingnya konsentrasi dan persiapan saat mengendarai sepeda motor, terutama saat bulan purnama.
"Misalnya, dengan mengenakan helm, mengaktifkan lampu depan, memeriksa permukaan jalan, mempelajari cuaca, mewaspadai kendaraan lain, dan mematuhi undang-undang lalu lintas," tulis studi itu.
Periset menyarankan bahwa gangguan sesaat atau momentary distraction adalah faktor pemicu kematian di jalan raya.
Kecelakaan juga lebih banyak terjadi bagi pengendara sepeda motor berusia paruh baya, yang tidak menggunakan helm saat memacu motornya.
Bulan purnama, yang terjadi sekitar 12 kali setahun, merupakan salah satu pemicu gangguan sesaat itu.
Data US registry of motor vehicle mengenai kecelakaan kendaraan bermotor dalam kurun waktu 1975 sampai 2014 mengungkap, total ada 4.494 kecelakaan fatal terjadi, dan 494 insiden di antaranya terjadi pada bulan purnama.
Hasil serupa ditemukan di Inggris, di mana dari 1,414 kecelakaan sepeda motor, 309 insiden di antaranya terjadi pada malam purnama.
Para periset mengatakan, ukuran, kecerahan dan penampakan bulan kemungkinan besar akan mengalihkan perhatian pengguna jalan.
"Hipotesis kami, orang secara alami tertarik pada bulan purnama. Namun, hal itu dapat menyebabkan kecelakaan motor yang fatal.
"Secara khusus, melirik bulan purnama mengganggu konsentrasi pengendara sepeda motor, membuat mereka tak memperhatikan jalan, yang bisa mengakibatkan hilangnya kontrol," tulis studi itu.
"Bulan purnama juga bisa pengendara kendaraan lain atau pejalan kaki yang tidak melihat sepeda motor yang tengah melaju."
Penelitian hubungan bulan purnama dengan peningkatan kecelakaan sepeda motor dilakukan oleh University of Toronto dan Princeton University ini dipublikasikan di jurnal BMJ.
Advertisement