Sukses

Geger Video Jasad Orang Bunuh Diri di Hutan Angker Aokigahara

Video yang menampilkan jasad korban bunuh diri di Hutan Aokigahara menuai kontroversi. Pengunggahnya banjir kecaman.

Liputan6.com, Tokyo - Logan Paul adalah bintang di salah satu situs berbagi video. Karya-karyanya telah ditonton jutaan kali. Namun, belakangan, ia jadi sasaran kritik tajam gara-gara mengunggah rekaman yang menunjukkan jasad korban bunuh diri di Hutan Aokigahara di Jepang.

Video tersebut menunjukkan Logan Paul dan sejumlah rekannya mengunjungi Hutan Aokigahara yang terletak di kaki Gunung Fuji. Lokasi tersebut dikenal sebagai tujuan orang yang ingin mengakhiri nyawanya.

Video berdurasi 15 menit tersebut adalah bagian dari perjalanan vlogger asal Amerika Serikat itu di Negeri Sakura.

Seperti dikutip dari BBC, Selasa (2/1/2018), saat merekam suasana hutan angker itu, kelompok tersebut melewati jasad manusia. Mereka terkejut, tapi masih sempat melontarkan candaan.

Mereka juga mengabadikan jasad-jasad utuh yang ada di sana. Bagian muka para mendiang kemudian dikaburkan dalam video.

Salah satu anggota kelompok terdengar berkata, "Aku merasa tak nyaman."

Logan Paul kemudian menjawabnya, "Apa? Kau belum pernah berdiri dekat mayat," kata dia, lalu tertawa.

Komentar dalam video itu dianggap tak sopan, bahkan menjijikkan. Keputusan Logan Paul untuk menampilkan jasad-jasad manusia dalam video, juga ramai-ramai dikecam. 

Rekaman yang diunggah Minggu 31 Desember 2017 itu telah ditonton jutaan orang sebelum akhirnya ditarik

Logan Paul, yang punya 15 juta subscribers di situs berbagi video kemudian mengunggah permintaan maaf di akun Twitter pribadinya.

"Dari mana saya harus mulai... Saya akan memulainya dengan ini -- Saya minta maaf," kata dia dalam akun Twitternya, @LoganPaul yang memiliki 3,9 pengikut, seperti dikutip dari The Guardian.

Ia mengaku membuat video tentang Hutan Aokigahara untuk meningkatkan kesadaran tentang bunuh diri dan pencegahannya.

Nama Aokigahara tenar ke seluruh dunia: sebagai tempat bunuh diri. Pada 2003  dilaporkan ada 105 jenazah yang dilaporkan ditemukan di sana. Itu adalah jumlah tertinggi yang tercatat.

Pihak berwenang setempat berhenti mengungkap jumlah kematian atau penemuan jasad di Aokigahara. Tujuannya, untuk mengurangi asosiasi wilayah tersebut dengan bunuh diri.

Jalur hiking di Hutan Aokigahara dipenuhi dengan papan peringatan yang mendesak orang-orang yang memiliki pemikiran bunuh diri untuk mempertimbangkan nasib keluarga mereka. 

Mereka juga dianjurkan untuk menghubungi kelompok pencegahan bunuh diri untuk mendapatkan pendampingan. 

Jumlah orang Jepang yang bunuh diri menurun dalam beberapa tahun terakhir, meski negara ini masih memiliki tingkat bunuh diri tertinggi keenam di dunia.

 

2 dari 2 halaman

Aura Kematian di Hutan Aokigahara

Hutan Aokigahara berada di kaki Gunung Fuji. Luasnya mencapai 32 kilometer persegi. Saking lebatnya, hutan itu dijuluki 'lautan pohon'.

Hutan Aokigahara memiliki bebatuan yang indah dan gua-gua es yang beberapa di antaranya jadi destinasi wisata populer.

Namun, bukan itu yang paling menarik dari hutan itu. Tapi, fakta bahwa Hutan Aokigahara adalah tempat populer untuk bunuh diri.

Popularitas Hutan Aokigahara menjadi tempat bunuh diri diperkuat sebuah novel top 'Koroi Jukai' karya Seicho Matsumoto. Novel yang terbut 1960 menceritakan tentang dua orang yang dimabuk cinta berkomitmen mengakhiri nyawa demi cinta di hutan tersebut.

Namun, sejarah Aokigahara sebagai tempat bunuh diri jauh sebelum novel itu beredar. Aura kematian sudah lama terasa dari hutan tersebut. Ritual ubasute -- menyepi hingga ajal-- dilakukan di hutan itu sejak Abad ke-19.

Aokigahara bahkan disebut-sebut punya kaitan historis dengan setan atau hantu dalam mitologi Jepang.

Sejak tahun 1950, lebih dari 500 orang mengakhiri nyawanya di hutan ini, atau rata-rata 30 orang tiap tahun.

Gantung diri merupakan salah satu metode bunuh diri yang paling terkenal di Aokigahara. Ketika ditemukan, jasad mereka telah terurai maupun hanya menyisakan tulang.

Konon, hutan tersebut juga disebut dihantui oleh sejumlah roh laki-laki tua dan perempuan yang ditinggal hingga tewas di hutan tersebut saat bencana kelaparan mendera Jepang pada masa lalu. (Ein)

 

Video Terkini