Sukses

Kecelakaan Bus di Kelokan Iblis Peru, 46 Orang Tewas Mengenaskan

Kecelakaan bus di tepi laut sedalam 100 meter di Peru yang dikenal dengan kelokan iblis. 46 orang tewas mengenaskan.

Liputan6.com, Pasamayo, Peru - Kecelakaan bus maut terjadi di Peru. Setidaknya 46 orang dilaporkan tewas ketika bus terperosok ke dalam jurang sedalam 100 meter di tepi jalan raya pesisir Peru berjuluk Kelokan Iblis atau "Devil’s Curve". Insiden maut itu terjadi pada Selasa 2 Januari 2017.

Menurut pihak berwenang setempat, bus yang memuat 57 penumpang itu terperosok ke jurang lantaran menghindari gesekan dengan sebuah truk pengangkut alat berat yang berpapasan di Kelokan Iblis itu. Sejatinya, bus malang tersebut membawa penumpang kembali ke ibu kota Lima setelah perayaan tahun baru di luar kota.

 

 "Sebagian besar badan bus hancur dan para penumpang terpelanting jatuh ke bebatuan tebing (pesisir),” ujar Claudia Espinoza, salah seorang relawan yang membantu proses evakuasi korban, seperti dikutip dari News.com.au pada Rabu (3/1/2017).

Proses evakuasi kecelakaan bus itu berjalan cukup sulit lantaran lokasi kejadian, yakni tebing pesisir Kota Pasamayo, mengalami kemacetan cukup panjang pascakecelakaan terkait.

Selain itu, medan jalan yang sempit dan bergelombang juga menyulitkan tim SAR menjangkau kawasan yang berjarak sekitar 45 kilometer di utara ibu kota Lima tersebut. Alhasil, proses evakuasi kecelakaan bus itu baru benar-benar bisa terlaksana pada saat menjelang petang.

2 dari 2 halaman

'Tikungan Setan' yang Sering Memakan Korban

Jalan raya Kelokan Setan memang terkenal sebagai jalur tengkorak di negara Peru. Sebelumnya pada November 2017 lalu, sebuah kecelakaan fatal juga terjadi di lokasi ini dan menewaskan lebih dari 60 korban.

Bahkan pada 2016 lalu, tercatat sebanyak lebih dari 260 kecelakaan terjadi di sekitar kelokan maut itu. 

Bukan tanpa alasan jalan raya di pesisir Pasamayo tersebut dijuluki sebagai jalur tengkorak. Lebar jalan yang sempit serta berada di sisi jurang menghadap Samudra Pasifik sedalam 100 meter mengharuskan setiap pengemudi benar-benar fokus ketika melewati jalur ini.

Ditambah lagi, minimnya penerangan dan rambu lalu lintas membuat jarak pandang kemudi sering kali terbatas sehingga berisiko menyebabkan kecelakaan