Liputan6.com, Phnom Penh - Hari ini, 42 tahun yang lalu, Pemimpin Khmer Merah, Pol Pot mengumumkan konstitusi baru bagi Kamboja. Dengan disahkannya konstitusi tersebut nama Kamboja resmi diubah menjadi Kampuchea.
Tidak hanya mengubah nama, pemimpin yang dikenal dengan kekejamannya dalam peristiwa genosida di Kamboja itu, juga mengambil langkah lain.
Yakni, mengganti ideologi negaranya menjadi komunis. Demikian seperti dikutip dari History.com, Jumat (5/1/2017).
Advertisement
Baca Juga
Pol Pot mulai mengenal dan terlibat dalam gerakan komunis ketika menimba ilmu di Paris sekitar tahun 1949 - 1953. Namun, studinya di Negeri Mode tak selesai akibat nilainya yang buruk. Maka, pria bernama asli Saloth Sar itu memutuskan untuk berpulang ke kampung halaman.
Saat dia kembali ke tanah kelahiran, Pol Pot segera menyusun rencana untuk menjadikan Kamboja sebagai negara komunis.
Mengawali Pembantaian Khmer Merah
Pol Pot mengawali langkahnya untuk 'Memerahkan Kamboja' dengan mendirikan Partai Komunis Kamboja. Saloth Sar -- nama kelahiran Pol Pot -- mengaku, partai yang didirikannya terinspirasi dari Partai Komunis China yang dipimpin Mao Zedong.
Setelah mendirikan Partai Komunis, Pol Pot melancarkan aksi lebih gila lagi. Dia dan beberapa pendukungnya, yang didukung Pasukan Vietnam Utara mengkudeta pemerintahan Raja Norodom Sihanouk pada April 1975.
Lima tahun selepas kudeta, Ibu Kota Phnom Phen resmi dikuasai Khmer Merah. Mulai saat itu awan gelap menyelimuti Kamboja.
Pemerintah Khmer Merah melancarkan teror dan pembantaian kepada para warganya yang mencoba melawan. Lebih menyedihkannya lagi, sekitar 10 ribu orang dilaporkan tewas karena kelaparan.
Namun, kekejaman tersebut tidak berlangsung lama. Pada Desember 1978, akibat invasi Vietnam ke Kamboja Pol Pot kabur ke hutan belantara di Thailand. Selama dua dekade Pol Pot bersembunyi di tempat terpencil itu.
Di 1997 Pol Pot akhirnya berhasil ditangkap dan diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan kejahatannya. Hanya saja, sebelum diputuskan bersalah pria komunis tersebut menghembuskan napas terakhirnya satu tahun kemudian.
Kisah Dokter Pembunuh
Selain itu, pada 5 Januari 2001 laporan mengenai kasus dokter pembunuh serial terkuak. Menurut laporan itu, mantan dokter umum Harold Shipman telah membunuh lebih dari 300 pasiennya.
Ia dijuluki sebagai pembunuh berantai Inggris paling mematikan abad ini. Laporan itu berasal dari The Greater Manchester Family Doctor, yang telah mencatat lebih dari 297 kematian sepanjang 24 tahun kariernya.
Sedangkan pada 5 Januari 1985, Pemerintahan Israel menghentikan misi penyelamatan Yahudi Ethiopia. Operasi Musa yang telah berlangsung secara rahasia sejak 21 November 1984, ditangguhkan sejak berita mengenai pemindahan warga menggunakan pesawat diketahui publik.
Bocornya operasi tersebut memaksa Pemerintah Israel mengakui sekitar 8.000 warga Ethiopia pindah ke Israel dari bencana kelaparan yang melanda negeri itu.
Advertisement