Liputan6.com, Hauvers - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dirinya telah siap untuk berbincang dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, via telepon. Hal tersebut disampaikannya pada Sabtu, 6 Januari 2018.
"Tentu saja saya mau melakukannya," ujar Donald Trump seperti dikutip dari The Telegraph, Senin (8/1/2018).
"Saya sama sekali tak keberatan dengan itu,"Â ujar dia.
Advertisement
Baca Juga
Hal itu ia sampaikan setelah mendapat pertanyaan dari para awak media di Camp David, Maryland. Meski demikian, ia mengaku mau dan siap berbicara dengan Kim Jong-un dengan sejumlah persyaratan.
Sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden, dirinya dan Kim Jong-un saling berbalas ancaman retorika. Suami Melania Trump itu berulang kali menjuluki Kim sebagai "pria roket".
Â
Trump Menyombongkan Kapasitas Nuklir AS
Pada awal pekan lalu, Trump kembali melontarkan gertakan kepada Kim Jong-un. Melalui Twitter, ia menyombongkan kapabilitas nuklir milik Negeri Paman Sam.
"Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mengatakan bahwa 'tombol nuklir' telah ada di mejanya sepanjang waktu," tulis @realDonaldTrump mengawali gertakannya.
"Bisakah salah satu orang Korut--yang tengah kehabisan pangan dan kelaparan--memberitahukan kepadanya (Kim Jong-un) bahwa saya (Trump) juga memiliki tombol nuklir, tapi punya saya lebih besar dan lebih kuat daripada miliknya (Kim). Dan tombol saya berfungsi!" tulis sang Presiden AS.
Advertisement
Korea Utara Mulai Membuka Potensi Dialog
Korea Utara kembali membuka saluran komunikasi hotline ke Korea Selatan, setelah dua tahun dinonaktifkan atas perintah pemimpin Korut Kim Jong-un.
Hal tersebut diumumkan oleh Ketua Komite Reunifikasi Damai Korea Utara, Ri Song-gwon. Ia mengaku mengumumkan hal tersebut atas izin Kim Jong-un.
Dimuat BBC, Korea Selatan mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima telepon dari Korea Utara pada pukul 15.30 waktu setempat pada Rabu, 3 Januari 2018.
Korea Utara mengatakan, tujuan kembali dibukanya hotline itu adalah agar memudahkan kedua negara untuk membahas teknis seputar pengiriman delegasi Korut ke Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan.