Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara diyakini baru saja memasuki usianya yang ke-34 tahun tepat pada Senin, 8 Januari 2018. Namun, tak ada satu kemeriahan pun yang terselenggara di Korut guna merayakan hari lahirnya.
Dirgahayu sang diktator, selain diselimuti misteri tentang kepastian dan ketepatan tanggalnya, juga tak pernah menjadi peristiwa yang meriah, sejak ia menjabat sebagai pemimpin Korea Utara pada Desember 2011.
Termasuk tahun ini, ketika hari ulang tahun Kim Jong-un -- tak hanya tanpa selebrasi --Â juga tak dicantumkan dalam kalender nasional Korea Utara. Demikian seperti dikutip dari Telegraph, Senin (8/1/2018).
Advertisement
Bahkan, rezim pun tak menjadikan HUT sang pemimpin sebagai hari libur nasional.
Baca Juga
Itu berarti, pada hari ini, seluruh masyarakat di Korea Utara tetap beraktivitas seperti biasanya. Tak ada parade akbar seperti peringatan hari lahir Kim Il-sung yang jatuh pada 15 April atau HUT Kim Jong-il yang jatuh pada 16 Februari setiap tahunnya.
Sebuah narasumber anonim dari Provinsi Pyongan Selatan mengatakan kepada media Korea Selatan Daily NK, persepsi warga Korea Utara yang menilai buruk kepemimpinan Kim Jong-un diduga kuat sebagai alasan utama HUT sang pemimpin tak dirayakan dan dijadikan hari libur nasional.
Penilaian buruk itu dipicu oleh banyaknya warga Korut yang kehilangan pekerjaan mereka akibat perekonomian negara yang melemah karena sejumlah sanksi ekonomi dari komunitas internasional.
"Sanksi internasional, terutama yang ditetapkan oleh komunitas internasional menyusul tes nuklir Korea Utara pada September 2017 lalu, telah menyebabkan kenestapaan bagi para pekerja di Korut," kata si narasumber.
Ketika pemerintah Korea Utara intens mendorong propaganda tentang pengembangan nuklir dan misil, pada saat yang hampir bersamaan, warga di negara tersebut tengah nestapa akibat kehilangan pekerjaan dan mengalami kelaparan menahun.
"Banyak di antara para pekerja Korut kehilangan pekerjaan karena melambatnya ekspor batu bara (produk andalan) Korea Utara. Jadi, opini publik terhadap Kim Jong-un tengah memburuk," tambah si narasumber.
"Dan, jika parade selebrasi HUT Kim Jong-un tetap dilaksanakan, yang ada hanyalah tawa dan sindiran sinis yang akan terlontar dari -- atau setidaknya tertanam dalam persepsi -- publik Korea Utara."
Kendati demikian, informasi dari si sumber anonim itu masih belum dapat diverifikasi lebih lanjut. Baik pemerintah Korea Selatan dan Korea Utara juga belum memberikan tanggapan resmi terkait kabar tersebut.
Kejadian Tak Biasa
Jika benar HUT Kim Jong-un tak akan dijadikan hari libur nasional, hal itu merupakan sesuatu yang tak biasa dalam tradisi rezim di Korea Utara.
Menilik sejarah, rezim otoriter tersebut kerap melakukan selebrasi HUT para pemimpinnya.
HUT Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un, dirayakan pada 16 Februari setiap tahunnya, dengan tajuk selebrasi bernama "Day of the Shining Star".
Hari kelahiran Kim Il-sung, yang jatuh pada 15 April juga turut dirayakan dengan tajuk "Day of the Sun".
HUT keduanya dijadikan hari libur nasional oleh rezim Korea Utara. Hari ulang tahun tersebut juga kerap diwarnai dengan aksi parade akbar, yang dihadiri oleh ratusan ribu anggota militer dan warga sipil di Pyongyang.
Advertisement
Donald Trump Siap Berbincang dengan Kim Jong-un
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dirinya telah siap untuk berbincang dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, via telepon. Hal tersebut disampaikannya pada Sabtu, 6 Januari 2018.
"Tentu saja saya mau melakukannya," ujar Donald Trump seperti dikutip dari The Telegraph, Senin 8 Januari 2018.
"Saya sama sekali tak keberatan dengan itu," ujar dia.
Hal itu ia sampaikan setelah mendapat pertanyaan dari para awak media di Camp David, Maryland. Meski demikian, ia mengaku mau dan siap berbicara dengan Kim Jong-un dengan sejumlah persyaratan.
Sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden, dirinya dan Kim Jong-un saling berbalas ancaman retorika. Suami Melania Trump itu berulang kali menjuluki Kim sebagai "pria roket".