Liputan6.com, Mabini - Seorang guru perempuan asal kota Mabini, Bohol, Filipina tewas usai tertimpa pohon kelapa. Tak hanya sendiri, paman dari perempuan berusia 24 tahun itu juga dilaporkan meninggal dunia.
Dikutip dari laman AsiaOne, Selasa (9/1/2018), pihak kepolisian mengidentifikasi korban bernama Jaycel Barcibal Dajalos dan pamannya Rogelio Tutor Barcibal. Keduanya adalah warga Purok 6, Barangay Minol, Mabini.
Dajalos adalah seorang guru di sebuah sekolah swasta di kota Ubay, Filipina.
Advertisement
Kejadian bermula ketika Dajalos dibonceng oleh pamannya menggunakan sepeda motor. Tiba-tiba sebuah pohon jatuh menimpa keduanya.
Masyarakat setempat pun berbondong-bondong ke lokasi kejadian untuk menyelamatkan kedua korban. Pohon kelapa itu sendiri terbilang kokoh dan memiliki panjang sekitar 15 meter.
Kabarnya, pohon kelapa jatuh menimpa kepala korban. Seorang saksi mata bernama Junrey Rebucas (37) mengatakan, tak ada kejanggalan pada pohon tersebut.
Ia mengatakan, cuaca sangat cerah. Tak ada hujan atau pun badai. "Padahal saat itu tak ada angin, cuaca bagus," ujar Rebucas.
Menaggapi hal tersebut, pihak polisi mengatakan bahwa pohon itu tak cukup kuat dan akibat memiliki buah yang banyak ditambah akarnya yang tak kokoh.
Presenter TV India Tertimpa Pohon 7,5 Meter
Kejadian serupa juga pernah terjadi di India. Kala itu seorang presenter berusia 58 tahun tewas usai pohon palem setinggi 7,5 meter menimpanya. Ironisnya, penebangan pohon tersebut merupakan salah satu gagasannya.
Dikutip dari laman Mirror, wanita berusia 58 tahun itu ternyata sempat menandatangani petisi beberapa bulan sebelum penebangan pohon berlangsung. Kejadian tragis yang menimpanya terjadi ketika ia tengah berjalan melewati deretan toko sesaat usai mengikuti kelas yoga di Mumbai, India.
Saat menuju arah pulang, wanita itu melewati lokasi pohon yang hendak ditebang tersebut. CCTV di sekitarnya merekam saat pohon palem setinggi 7,5 meter itu roboh dan menimpa Kanchan dalam hitungan detik.
Akibat kejadian tersebut, tubuh presenter televisi di saluran Doordarshan yang dikelola oleh pemerintah India itu terbaring lemas di jalanan, dengan posisi pohon menimpanya.
Wanita separuh baya itu dilaporkan menderita luka dan patah tulang akibat hantaman pohon.
Warga sekitar bergegas membantu korban dan mengangkat reruntuhan pohon yang menimpa Kanchan. Tubuhnya lalu digeser ke tempat yang lebih aman sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Meski telah mendapatkan perawatan dari pihak medis, nyawa Kanchan tak tertolong. Ia meninggal karena cedera otak dari benturan yang sangat keras usai tertimpa pohon.
"Ada banyak warga yang teriak dan lalu lalang meminta pertolongan," ujar salah satu saksi mata, Arjun Singh.
"Saya tak tahu mengapa hal ini bisa terjadi pada wanita tersebut. Mungkin saja sudah nasibnya," kata seorang warga.
Para sahabat turut menyampaikan duka atas kematian Kanchan, sosok guru yoga dengan banyak kolega.
"Sahabatku Kanchan Nath yang sangat kami sayangi, aku akan selalu merindukanmu," tulis Rekha Rao, salah satu sahabatnya.
Menanggapi hal ini, suami Kanchan, Rajat Nath menyalahkan Brihanmumbai Municipal Corporation (BMC) -- Badan Sipil yang mengatur kota Mumbai.
Rajat mengatakan, kejadian ini terjadi karena BMC tak membiarkan warga menebang pohon tersebut meski telah diberi tahu bahwa pohon palem itu bisa tumbang kapan saja.
Pasangan suami istri itu dikabarkan telah menandatangani petisi agar pohon itu segera ditebang demi keselamatan masyarakat sekitar. Namun nahas, satu di antara mereka meregang nyawa sebelum pemohonan itu dikabulkan.
Korporasi Perwakilan Lingkungan Asha Marathe sebelumnya mengklaim bahwa pohon tersebut masih dalam kondisi baik, sehingga menolak untuk menebangnya.
"Tim dari BMC menolak izin untuk memotong pohon tersebut karena masih dalam kondisi baik," ujar Asha.
Advertisement
Baca Juga