Liputan6.com, New York - Dalam beberapa tahun terakhir, dilaporkan perairan laut dunia menerima limpahan air berlebih yang berasal dari mencairnya gletser di lingkar kutub utara dan selatan Bumi. Dikutip dari Newsweek.com pada Selasa (9/1/2018), hal ini membuat dasar samudra tenggelam akibat kelebihan beban berat.
Fakta tenggelamnya dasar samudra, oleh beberapa ilmuwan, mengindikasikan ada kesalahan yang cukup serius tentang kalkulasi kenaikan tinggi air laut selama ini. Dengan kata lain, dampak buruk yang disebabkan berisiko lebih besar daripada yang umum diketahui publik.
Advertisement
Baca Juga
Selama kurun waktu 20 tahun terakhir, dasar samudera diketahui mengalami penurunan permukaan rata-rata sebesar 0,004 inci per tahunnya. Ini berarti wilayah laut di Bumi lebih dalam 0,08 inci dibandingkan dua dekade lalu.
Sekilas perubahan tersebut terlihat kecil, namun jika melihat fakta bahwa 70 persen permukaan Bumi berupa laut, maka masalah yang dihadapi akan lebih besar dari yang terlihat selama ini.
Â
Cara Mengukur Kenaikan Permukaan Laut
Sebuah hasil studi ilmiah yang dirilis secara online oleh Geophysical Research Levels, para ilmuwan menjelaskan bagaimana mereka menggunakan sebuah persamaan matematika yang sebagai persamaan elastitistas permukaan laut untuk mengukur dasar samudra secara lebih akurat.
Persamaan tersebut membuat para ilmuwan mampu melihat seberap besar perubahan yang terjadi di dasar samudera dari tahun 1993 hingga 2014.
Menurut laporan LiveScience, meskipun mereka bukanlan yang pertama kali fokus meneliti dasar lautan, namun inilah pertama kalinya perhitungan mendetail dilakukan untuk mencari kemungkinan dampak terburuk dari melelehnya lapisan es terhadap masa depan lantai samudra.
Hasilnya menunjukkan bahwa laut telah banyak berubah, dan salah satunya tanpa kita sadari berdampak pada tenggelamnya dasar samudra ke dalam lempeng bumi. Hal ini pun membuat banyak ilmuwan salah persepsi mengenai tingkat kenaikan permukaan laut, yakni faktanya meningkat 8 persen di abad ke-21.
Studi ini berkesimpulan bahwa untuk memprediksi kenaikan permukaan laut diperlukan komponen penghitungan risiko tenggelamnya dasar samudera guna mendapat informasi yang lebih akurat terkait nasib samudera dan bumi di masa depan.
Advertisement
Permukaan Laut Diramalkan Naik hingga 38 inci pada 2100
Berdasarkan laporan investigasi yang dilakukan oleh majalah National Geographic, seluruh air di Bumi telah ada sejak lama, dan tidak selalu berbentuk cair.
Beberapa waktu terakhir, naiknya suhu permukaan bumi menyebabkan banyak air beku yang berbentuk gletser mencair dan mengalir ke lautan. Inilah yang kemudian menyebabkan permukaan laut meningkat cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Kelompok masyarakat yang pertama menyadari kenaikan permukaan laut adalah mereka yang tinggal di kawasan pesisir. Kenaik permukaan laut menyebabkan berkurangnya lahan untuk tempat tinggal.
Selain itu, semakin banyaknya volume air di lautan juga berarti meningkatnya jumlah badai terbentuk, seperti salah satunya angin ribut, yang berpotensi kian kuat dan merusak.
Pulau kecil bukanlah satu-satunya yang terkena dampak serius kenaikan permukaan air laut. Jika estimiasi yang diyakini saat ini benar terjadi, yakni permukaan laut meningkat antara 11 dan 38 inci di tahun 2100, maka sama dengan hampir seluruh kawasan pesisir pantai timur Amerika Serikat (AS).