Liputan6.com, Seoul - Korea Utara dan Korea Selatan telah sepakat untuk mengadakan perundingan militer untuk meredakan ketegangan di perbatasan.
Kesepakatan yang tertuang dalam joint statement itu tersebut diumumkan sehari setelah kedua negara mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk kali pertama sejak dua tahun. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Rabu (10/1/2018)
Dalam kesepakatan itu, Korea Utara juga menyebut akan mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin 2018 yang digelar di Pyeongchang, Korea Selatan, pada Februari mendatang.
Advertisement
Baca Juga
Usai melakukan pertemuan yang diadakan pada 9 Januari 2018 itu, Wakil Menteri Unifikasi Korea Selatan Chun Hae-Sung memaparkan siapa saja yang akan dikirim Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin.
"Sisi Utara mengusulkan pengiriman delegasi tingkat tinggi, delegasi Komite Olimpiade Nasional, atlet, pendukung, penampil seni, pengamat, tim demonstrasi taekwondo, dan jurnalis,"Â ujar Chun.
Â
Â
Usulan Lain dari Korea Selatan untuk Korea Utara
Selain dua hal itu, kedua negara juga sepakat untuk memulihkan sebuah hotline militer yang ditangguhkan dua tahun lalu.
Meski terdapat sejumlah kemajuan dalam hubungan kedua negara, pihak Korea Selatan menyebut belum ada iktikad dari Korea Utara untuk menghentikan pengembangan nuklirnya.
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, Korea Selatan juga meminta Korea Utara untuk menghentikan tindakan bermusuhan yang dapat menimbulkan ketegangan. Korea Utara pun sepakat bahwa ada kebutuhan untuk menjamin lingkungan yang damai di semenanjung tersebut.
Berikut rincian usulan dari Korea Selatan kepada Korea Utara selama pertemuan berlangsung:
- Korea Selatan mengusulkan agar atlet kedua negara berbaris bersama pada upacara pembukaan di Pyeongchang, seperti yang mereka lakukan di Olimpiade Musim Dingin 2006.
- Korea Selatan mendorong reuni anggota keluarga yang terpisah akibat Perang Korea yang akan berlangsung selama liburan Tahun Baru Imlek--yang jatuh di tengah Olimpiade. Itu merupakan isu yang sangat emosional bagi kedua negara.
- Korea Selatan mengatakan akan mempertimbangkan mengangkat saksi yang relevan untuk sementara, dengan koordinasi bersama PBB, untuk memfasilitasi Korea Utara agar dapat berpartisipasi dalam Olimpiade.
Namun, hingga kini reaksi Korea Utara terhadap usulan tersebut belum diketahui.
Advertisement
Bertemu untuk Kali Pertama Usai Dua Tahun Vakum
Korea Utara dan Korea Selatan mengadakan pertemuan tatap muka untuk kali pertama sejak Desember 2015.
Pertemuan tersebut dimulai pada pukul 10.00 waktu Seoul pada 9 Januari 2018 di Peace House, di Joint Security Area (JSA), Demilitarized Zone (DMZ), yakni area perbatasan antara Korea Utara dan Selatan.
Di sisi Korea Selatan, perundingan diwakili oleh Menteri Unifikasi Cho Myoung-gyon. Lahir pada 1957, Cho bergabung dengan Kementerian Unifikasi pada 1980 dan memainkan peran kunci dalam merencanakan KTT antar-Korea pada Oktober 2007.
Sementara itu Ri Son Gwon mewakili Korea Utara dalam pertemuan itu. Ia adalah seorang diplomat berpengalaman yang secara teratur ikut serta dalam pembicaraan antar-Korea selama ini.
Dimuat CNN, Ri menjabat sebagai ketua Komite Reunifikasi Damai Korea Utara sejak Desember 2016. Komite tersebut setara dengan Kementerian Unifikasi Korea Selatan.