Liputan6.com, Shaotong - Seorang bocah asal China jadi olok-olokan teman sebayanya di sekolah akibat penampilannya yang terkesan tak biasa. Setiba di sekolah, rambut bocah tersebut jadi bahan tertawaan karena tampak keras dan membeku jadi es.
Dikutip dari laman Daily Mail, Rabu (10/1/2018), memasuki awal tahun, suhu di kota Shaotong, Provinsi Yunnan, China mulai dingin.
Bocah laki-laki bernama Wang Fuman itu harus berjalan kaki sejauh 4,5 kilometer agar dapat tiba di sekolah. Selain harus menempuh jarak yang sangat jauh, ia pun harus bangun pagi agar dapat tiba di sekolah tepat waktu.
Advertisement
Baca Juga
Bermodal mantel lusuh, Fuman menangkis dinginnya suhu di pagi hari dan berjalan selama beberapa jam. Namun, setibanya di sekolah, Fuman tak menyadari jika rambutnya berdiri kaku akibat beku oleh es.
Seketika teman-teman sebaya menertawakan Fuman. Sekilas, ia terlihat seperti tokoh kartun yang membeku. Meski demikian, Fuman tak ambil hati. Ia tetap tersenyum meski temannya tertawa.
Bocah asal China itu sendiri merupakan seorang murid kelas tiga di sekolah dasar kota Xinjie. Ia berasal dari keluarga yang tak mampu.
Ayahnya adalah seorang pekerja migran di kota lain dan ibunya telah meninggalkan ayahnya seorang diri. Usianya kini delapan tahun dan ia tinggal di sebuah rumah bersama nenek dan kakak perempuannya.
Fu, kepala sekolah tempat Fuman belajar mengatakan bahwa rumah bocah itu jauh dan mengharuskan ia untuk berjalan setiap hari.
Sang kepala sekolah juga mengatakan bahwa ujian akhir sekolah harus tetap dilaksanakan meski suhu di China turun drastis hingga minus sembilan derajat.
Siswa juga merasa tersiksa karena ruangan tak dilengkapi dengan penghangat. Akibatnya, beberapa rambut dan alis murid-murid di sekolah termasuk Fuman membeku.
Â
Mengundang Tawa
Fu pun mengaku jika Fuman sempat jadi bahan tertawaan saat memasuki ruang kelas.
"Anak itu begitu lucu. Ia membuat teman satu kelas tertawa," ujar Fu.
Meski demikian, Fu mengakui jika Fuman adalah murid yang sangat pekerja keras dan pantang menyerah. Ia pun tergolong sebagai murid pintar terutama dalam mata pelajaran matematika.
Pada ujian matematika, Fuman memperoleh nilai 99 di kertas ujianya. Fuman mengatakan, selain bersekolah hari-harinya diisi dengan bekerja di kebun bersama neneknya.
Maka dari itu, telapak tangan bocah itu kapalan. Ia juga mengaku belum pernah bertemu dengan ayahnya selama beberapa bulan dan ia sangat merindukannya.
Kisah Fuman seketika viral di media sosial. Banyak orangtua yang terinspirasi dari kisah bocah ini dan meminta anak-anak mereka meneladani kisah Fuman.
Advertisement