Liputan6.com, Washington DC - Ada perempuan yang berjasa menjadikan seorang Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat. Sosok itu bukan Ivanka Trump, apalagi Melania.
Perempuan itu adalah Rebekah Mercer. Namanya jarang disebut, ia memang tak suka publisitas, nyaris tak pernah bicara ke media.
Rebekah Mercer adalah putri Robert Mercer -- ilmuwan komputer dan miliarder hedge fund. Keluarganya sudah lama jadi pengkritik Bill dan Hillary Clinton. Mereka juga menjadi salah satu donor terbesar untuk Partai Republik.
Advertisement
Baca Juga
Seperti dikutip dari News.com.au, Rebekah berjasa membuat Donald Trump, yang awalnya tak diperhitungkan, menjadi Presiden Amerika Serikat.
Nama Rebekah Mercer belakangan mengemuka terkait buku kontroversial Fire And Fury: Inside The Trump White House yang ditulis Michael Wolff.
Salah satu sumber dalam buku tersebut adalah Steve Bannon, mantan penasihat strategis Trump.
Menurut Bannon, seperti dikutip dalam buku itu, Rebekah dan Robert Mercer adalah, "peletak dasar revolusi Trump".
Sebelumnya, Bannon membuat Donald Trump murka dengan pernyataannya yang dianggap menyerang dua anak sang miliarder nyentrik, Donald Trump Jr dan Ivanka.
Donald Trump segera memberikan pernyataan, dengan menuding eks penasihat topnya itu, "tak hanya kehilangan jabatannya, tapi juga kewarasannya."
Trump dikabarkan mengirim sejumlah orangnya, untuk menghancurkan reputasi Bannon. Seperti dilaporkan Daily Beast, Rebekah Mercer terinspirasi melakukan hal serupa.
Setidanya, ia memilih berpihak pada Trump daripada Bannon. "Saya mendukung Presiden Trump dan platform (Partai Republik) di mana dia terpilih," kata Mercer dalam pernyataannya.
"Saya dan keluarga tidak berkomunikasi dengan Steve Bannon dalam beberapa bulan. Kami tidak memberikan dukungan finansial apapun untuk agenda politiknya, juga tak mendukung aksi dan pernyataannya."
Pertarungan publik dianggap penting bagi kedua belah pihak karena Mercer dan Bannon sama-sama berkonspirasi selama lebih dari lima tahun untuk mendorong agenda konservatif yang anti-pemerintahan Amerika Serikat sebelumnya dan menjadi 'oposisi' bagi Gedung Putih.
Ibu Negara Ultra Sayap Kanan
Rebekah Mercer mendapat julukan 'ibu negara kubu alt-right' oleh penerbit berita konservatif Christopher Ruddy.
Alt right mengacu pada sekelompok orang dengan ideologi kanan jauh yang menyangkal arus utama konservatisme di Amerika Serikat.
Orang-orang dekatnya mengenal Rebekah sebagai sosok yang cerdas, agresif, dan sangat konservatif.
Ia memimpin Mercer Family Foundation, yang memberi hibah jutaan dolar untuk organisasi konservatif, dan merupakan pendukung finansial utama situs berita sayap kanan Breitbart News.
Saat Trump membual bahwa dia mendanai kampanye kepresidenannya sendiri, sebagai cara untuk menunjukkan bahwa ia bebas dari kepentingan tertentu, nyatanya jalannya menuju Gedung Putih dipercepat dengan kucuran duit keluarga Mercer.
"Akan sulit untuk melebih-lebihkan pengaruh Rebekah di lingkaran Trump sekarang," kata seorang penggalang dana dari Partai Republik kepada Politico.
"Dia adalah kekuatan yang sesungguhnya. Dia agresif dan menekankan maksudnya dengan sejelas mungkin."
Selama masa transisi, Rebekah mendorong Trump untuk menunjuk tokoh konservatif ke peran kunci, misalnya Jeff Sessionske jabatan jaksa agung, juga Steve Bannon dan Kellyanne Conway.
Mercer, yang kini berusia 44 tahun, menempuh pendidikan kelas menengah di Westchester County, New York. Ia kemudian melanjutkan ke Universitas Stanford -- sebelum ayahnya, Robert menghasilkan pundi-pundi kekayaan lewat perusahaan hedge fund Renaissance Technologies.
Dengan uang tersebut, keluarga Mercer hidup mewah. Sang kepala negara punya piano besar di kapal pesiarnya. Dan, ketika Rebekah Mercer dan saudara perempuannya mendengar bahwa sebuah toko roti di Manhattan yang memproduksi biskuit favorit mereka nyaris bangkrut, keduanya membeli seluruh bisnis bakery itu.
Meski ia menggunaka jutaan dollar yang keluarganya untuk memengaruhi lanskap politik nasional, Rebekah Mercer sangat menjaga kehidupan pribadinya. Sehari-hari, ia bekerja di unit apartemen Upper West Side miliknya yang nilainya mencapai US$ 28 juta, di mana ia mendidik empat anaknya secara homeschooling.
Dalam bukunya, Wolff mengatakan, Trump mengadukan kekalahannya pada keluarga Mercer pada Agustus 2016. Keluarga kaya tersebut kemudian menyuntikkan US$ 5 juta untuk mengubah jajak pendapat yang tak menguntungkan kubu Trump.
Keluarga Mercer dan Renaissance Technologies kemudian terus menyumbang sebesar US$ 23,7 juta untuk kampanye Partai Republik selama Pemilu 2016, demikian menurut Centre for Responsive Politics.
Wolf menulis, keluarga Mercer rela mengucurkan banyak dana -- meski jumlahnya hanya sedikit di banding miliaran dolar kekayaan mereka -- untuk membangun sebuah pasar bebas yang radikal, homeschooling, antiliberalisme, mengurangi keterlibatan pemerintah (small government), penetapan standar emas, pro-hukuman mati, anti-Muslim, pro-Kristen, monetarisme, anti-gerakan kebebasan sipil di AS.
Menurut The Washington Post, keluarga Mercer dan Bannon merencanakan menyiapkan kandidat presiden dari luar elite partai pada 2011, jauh sebelum Donald Trump mengumumkan pencalonannya.
Keluarga tersebut telah mendanai riset, yang menguak bahwa para pemilih di AS muak dan bosan dengan elite Washington dari kedua partai besar, Demokrat dan Republik. Dan, Donald Trump adalah 'kendaraan' yang sempurna buat mereka.
Sementara Robert Mercer terus meraup lebih banyak uang, ia menyerahkan keterlibatan keluarganya dalam dunia politik AS kepada putrinya, yang adalah konservatif garis keras sejati.
Seorang staf senior Gedung Putih, dalam buku tersebut mengatakan bahwa Rebekah Mercer adalah sosok yang "gila".
Advertisement
Bahaya buat Trump
Robert dan Rebekah Mercer telah menegaskan kembali dukungan mereka untuk Donald Trump, setelah buku kontroversial Fire And Fury: Inside The Trump White House diterbitkan -- meski miliarder nyentrik itu konon menyebut keduanya sebagai 'wackos'.
Sama dengan putrinya, Robert Mercer sangat canggung, ia lebih nyaman di depan komputer daripada melihat mata seseorang.
Suatu ketika, kepada seorang temannya, ia mengaku lebih memilih perusahaan yang para pekerjanya adalah kucing daripada manusia, demikian seperti dikutip dari The Wall Street Journal.
"Bob (Robert) yakin, tak ada nilai yang melekat dalam diri seseorang, kecuali berapa uang yang mereka miliki," kata seorang kolega secara anonim pada New Yorker.
Donald Trump juga konon menghindari berada di ruangan yang sama dengan Rebekah Mercer.
Namun, Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan, hubungan Trump dengan keluarga Mercer baik-baik saja.
Tantangan besar bagi Donald Trump adalah menjaga Mercer tetap berpihak di sisinya. Apalagi pengaruh mereka masih kuat di media Breitbart -- tempat para pendukung sang presiden mendapatkan informasi.
"Kemenangan yang didapatkan Trump, dalam beberapa hal, telah memberikan pada Keluarga Mercer, alat untuk menghancurkannya," tulis Wolff.
Ketika tentangan datang dari media arus utama (mainstream), birokrasi, dan kelompok lain, Trump membutuhkan dukungan keluarga Mercer.
"Lagipula, apalah seorang Donald Trump tanpa mereka." (Ein)