Sukses

Disebut 'Lubang Dubur', Uni Afrika Tagih Maaf dari Donald Trump

Uni Afrika telah meminta Donald Trump untuk minta maaf setelah dikabarkan menyebut negara-negara di Afrika berasal dari 'lubang dubur'.

Liputan6.com, Washington, DC - Uni Afrika telah meminta Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meminta maaf setelah dikabarkan menyebut negara-negara di Afrika sebagai "negara yang berasal dari lubang dubur".

Misi serikat negara-negara Afrika yang berada di Washington DC mengungkapkan perasaan terkejut, cemas, dan kemarahannya. Mereka pun mengatakan bahwa pemerintahan Trump salah memahami Afrika.

"Sementara kami mengungkapkan keterkejutan, kekecewaan, dan kemarahan kami, Uni Afrika sangat percaya bahwa ada kesalahpahaman besar soal Benua Afrika dan rakyatnya oleh pemerintahan (Donald Trump) saat ini," demikian pernyataan dari Uni Afrika, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (12/1/2018).

"Ada kebutuhan serius soal dialog antara pemerintahan AS dan negara-negara Afrika," imbuh pernyataan tersebut.

Menurut laporan, Donald Trump menyebut Haiti dan negara-negara Afrika berasal dari "lubang dubur" dalam pertemuan dengan anggota kongres AS.

"Kenapa kita memperbolehkan orang-orang dari negara-negara lubang dubur datang ke sini?" tanya Presiden menurut Washington Post, yang mengutip dua petinggi yang hadir dalam pertemuan tertutup itu.

Dimuat New York Post, para politikus dalam pertemuan bipartisan di kongres AS yang hadir, terperangah dengan pernyataan Donald Trump itu.

 

2 dari 2 halaman

Bantahan Donald Trump

Merespons laporan tersebut, Donald Trump menyangkal bahwa dirinya telah mengeluarkan kata-kata yang sedang ramai diperbincangkan itu.

Bantahan itu pun didukung oleh dua orang Republikan yang berada dalam pertemuan di Gedung Putih itu.

Akan tetapi, Senator Demokrat Dick Durbin mengatakan, Trump menyebut negara-negara Afrika sebagai "shitholes" -- arti harfiah adalah "lubang dubur" -- beberapa kali. Suami Melania itu pun beberapa kali menggunakan bahasa rasis.

Pada Jumat, 12 Januari 2018, Trump mentwit bahwa bahasa yang ia gunakan dalam pertemuan pribadi dengan anggota parlemen untuk membahas undang-undang imigrasi itu memang "keras".

Akan tetapi, ia menambahkan bahwa kata-kata yang ramai diperbincangkan, yakni shitholes, bukan bahasa yang ia gunakan.

Video Terkini