Sukses

Korsel: Korut Usulkan Gelar Perundingan Lagi pada Pekan Depan

Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan bahwa Korut telah mengusulkan perundingan tingkat kerja terkait Olimpiade pada pekan depan.

Liputan6.com, Seoul - Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Sabtu (13/1/2018) mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) telah mengusulkan perundingan tingkat kerja pada pekan depan.

Pertemuan itu bermaksud untuk membahas prospek pengiriman delegasi pertunjukan seni Korut dalam Olimpiade Musim Dingin yang diadakan di Pyeongchang, Korea Selatan, pada Februari 2018.

"Korea Utara mengirim sebuah notifikasi yang menyarankan untuk melakukan perundingan tingkat kerja di Tongil Pavilion yang berada di Desa Panmunjom di wilayah Korea Utara pada 15 Januari untuk membahas tentang pengiriman kelompok pertunjukannya," ujar Kementerian Unifikasi Korea Selatan dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Straits Times, Sabtu (13/1/2018).

Kementerian tersebut mengatakan, Korut juga ingin mengusulkan tanggal lain untuk mengadakan perundingan tingkat kerja mengenai keikusertaannya dalam Olimpiade Musim Dingin.

Olimpiade di Pyeongchang itu dijadwalkan akan digelar pada 5 hingga 25 Februari 2018.

 

2 dari 2 halaman

Tim Hoki Wanita Korut dan Korsel akan Digabung?

Pengumuman itu dikeluarkan empat hari setelah diadakannya perundingan tingkat tinggi antara Korea Utara dan Selatan di Panmunjom, yakni pada 9 Januari. Itu merupakan pertemuan pertama antara kedua belah pihak sejak 2015.

Selain itu, kantor berita Yonhap juga melaporkan bahwa pejabat Komite Olimpiade Internasional Korea Utara (IOC) mengatakan, pihaknya mempertimbangkan usulan Korea Selatan untuk menggabungkan tim hoki wanita.

Seorang pejabat kementerian Korea Selatan mengatakan pada 12 Januari bahwa proposal tersebut diajukan dalam perundingan 9 Januari.

"Kami membuat berbagai proposal, termasuk menggabungkan tim hoki es wanita dan sebuah arak-arakan bersama ketika masuk ke stadion Olimpiade," ujar Wakil Menteri Olahraga, Toh Tae Kang, seperti dilaporkan Yonhap.

Sementara itu, Kementerian Unifikasi Korea Selatan dan Kementerian Olahraga dan Pariwisata mengatakan, mereka tak memiliki pengetahuan mengenai masalah itu.