Sukses

Ini 4 Kisah Horor di Hotel yang Bikin Merinding

Karyawan hotel kerap mendapatkan pengalaman menyeramkan selama bekerja, seperti misal kisah horor. Apa saja kisahnya?

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh pekerjaan mempunyai resikonya masing-masing. Pengalaman yang didapatkan dari pekerjaan itu pun beragam, mulai dari senang, sedih, kecewa, hingga kisah horor.

Kali ini, Liputan6.com akan mengulas mengenai 4 kisah horor yang dialami oleh karyawan hotel dari berbagai penjuru dunia, seperti dilansir Ranker, Senin (15/1/2018).

Sebagian besar kisah horor datang dari pengalaman pribadi, meski beberpa di antaranya merupakan cerita yang disampaikan oleh rekannya atau pengalaman kerabatnya. 

 

2 dari 5 halaman

1. Lift Penuh

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi yang memiliki lebih dari empat lantai.

Sedangkan gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator.

Lift-lift pada zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan mereka, sedangnkan mesin yang digunakan ada tiga jenis yaitu hidraulic, traction atau katrol tetap, dan hoist atau katrol ganda.

Apabila kapasitas di dalam lift penuh, maka tanda peringatan di dalamnya akan menyala atau berbunyi. Ini artinya, muatan lift telah melebihi bobot maksimal, sehingga lift tidak bisa digunakan sebelum bobot dikurangi.

Namun bukan itu yang akan dibahas. Masih berkaitan dengan lift, seorang petugas kebersihan hotel bercerita bahwa ia mengalami kejadian aneh saat berada di dalam lift.

Kala itu, ia sedang berada di lantai teratas hotel karena harus membersihkan beberapa ruangan. Setelah tugasnya selesai, ia berniat untuk menuju ke lantai dasar.

Ia memanfaatkan satu lift yang ada di sisi gedung. Setelah berada di dalam lift dan menekan tombol GF (ground floor), mesin tersebut otomatis membawanya ke bawah. Di lift itu tak ada satu orang pun, kecuali ia dan bayangannya sendiri.

Tiba-tiba lift berhenti di lantai empat, karena sepertinya seseorang telah menekan tombol dan akan naik lift dari lantai itu. Setelah pintu terbuka, dua orang pria tampak berdiri di hadapan si petugas kebersihan tak bernama ini.

Mimik muka mereka aneh dan kebingungan, seperti mencari sesuatu sembari melihat-lihat ke dalam lift tanpa menghiraukan keberadaan petugas itu. Secara otomatis, pintu lift kemudian tertutup.

Sebelum pintu benar-benar tertutup rapat, sesorang berkata: "Mengapa lift tersebut begitu penuh orang?"

3 dari 5 halaman

2. Hantu dari Holiday Inn

Seorang pria bekerja sebagai resepsionis di sebuah penginapan bernama Holiday Inn tahun lalu. Tentu saja, kini ia adalah mantan pegawai hotel itu. Ia mengatakan bahwa selama bekerja di sana, dirinya kerap mengalami kejadian janggal.

Suatu hari, tengah malam, ia dikomplain oleh seorang tamu hotel karena tamu itu mendengar suara gadis kecil berteriak dari area kolam renang.

Setelah ia memeriksa tempat yang dimaksud, ia tak menemukan seorang pun di sana.

Pagi harinya, managemen hotel membisikinya bahwa dahulu pernah ada gadis kecil tenggelam di kolam renang itu.

Lain hari pada suatu malam, ia sedang berjaga seperti biasa, di meja resepsionis. Lalu ia menerima telefon dari sebuah kamar yang protes kalau ruangan di atasnya berisik dan membuat suara gaduh.

Aneh, setelah diperiksa, tak ada seorang pun check in di kamar yang disebut gaduh itu.

Keesokan harinya, managemen kembali memberitahunya bahwa tahun lalu seorang istri telah membunuh suaminya di dalam kamar itu dan resepsionis sering menerima telefon aneh dari kamar tersebut, meski kamar yang dimaksud tak pernah lagi dipakai.

4 dari 5 halaman

3. Penemuan di Tepi Kolam Renang

Seorang wanita bekerja sebagai agen properti untuk sebuah hotel di California, Amerika Serikat.

Daerah tempatnya bekerja diklaim sebagai yang teraman karena tingkat kejahatan jarang terjadi. Orang-orang yang tinggal di hotel kebanyakan adalah para pebisnis dan keluarga yang sedang berlibur.

Suatu pagi, salah satu petugas kebersihan hotel berlari histeris ke arah meja resepsionis. Ternyata seorang tamu menemukan sekantong senjata api tanpa surat-surat dan diletaakkan di ruangan kebugaran.

Tak ada yang mengetahui asal-usul senjata itu. Polisi pun dipanggil untuk turun tangan, memeriksa sidik jari.

Anehnya, kantong itu berisi senjata api langka, sudah sangat tua dan usang. Polisi memperkirakan senjata-senjata itu sudah lama tersimpan di ruang kebugaran dan tak seorang pun tahu keberadaannya.

Namun, siapa yang mengkoleksi senjata itu di ruang kebugaran hotel?

5 dari 5 halaman

4. Bertemu

Kisah ini menimpa dua orang gadis yang sedang pergi berlibur ke Skotlandia. Keduanya memutuskan untuk menginap di sebuah hotel murah, karena mereka berpikir ini akan menghemat pengeluaran selama mereka berpetualang.

Sebut saja gadis satu berinisil M dan gadis kedua berinisial E. M dan E menginap di hotel tua dan terlihat tak terawat. Tanpa pikir panjang, keduanya langsung memesan sebuah kamar dengan dua single bed.

Saat mereka tiba di hotel, jam menunjukkan pukul 01.00 waktu setempat sehingga keduanya langsung ingin beristirahat saja. Ketika M dan E sudah bersiap untuk tidur, tiba-tiba M berkata bahwa ia kedinginan dan ingin pergi keluar, ke supermarket untuk mencari sebotol bir dingin.

Setelah meminta izin E, M akhirnya pergi. Jarak hotel ke supermarket memang agak sedikit jauh, yaitu sekitar 3 kilometer. Jadi mungkin akan memakan waktu setengah jam perjalanan bagi M.

Setelah 5 menit kepergian M, pintu kamar tempat keduanya istirahat ada yang mengetuk. Dengan kondisi setengah sadar karena dilanda rasa kantuk yang berat, E membuka pintu. Ia terkejut karena M sudah berdiri di hadapannya.

"Loh, kamu tak jadi pergi ke supermarket?" tanya E agak heran. M hanya menggelengkan kepalanya dan langsung menyelonong masuk ke dalam. Pintu kamar pun ditutup.

M langsung berbaring di kasurnya tanpa mengeluarkan sepatah dua patah kata. Khawatir dengan kondisi M, E mencecarnya dengan banyak pertanyaan.

"Kamu kenapa tidak jadi beli bir? Apa kamu tidak enak badan? Kenapa cuma sebentar keluarnya? Kamu baik-baik saja?" kata E sembari memperhatikan wajah temannya itu. Memang, M tampak pucat. Mungkin kelelahan sehingga dia memutuskan kembali ke hotel tanpa membawa sebotol bir.

M masih diam seribu bahasa. "Ku buatkan secangkir teh?" lanjut E, disertai anggukan kepala dari M. E langsung membuatkan secangkir teh hangat untuk M.

Ketika M sedang meminum teh, tiba-tiba ponsel milik E berdering, tanda ada telepon masuk. Ia pun mencari-cari ponsel miliknya karena sejak tiba di hotel, E sama sekali tidak meyentuh telepon genggamnya itu.

Begitu ponsel ditemukan -- ada di dalam kantong baju hangatnya -- betapa terkejutnya E yang menyadari bahwa telepon masuk berasal dari M. Dengan rasa takut, ia mengkat telepon itu pelan-pelan dan dari seberang sana terdengar suara M yang kesal karena dompetnya tertinggal di kamar hotel.

"Kamu siapa? Apa kamu curi ponsel temanku?" kata E setengah ketakutan.

"Hei, ini aku M. Aku minta kamu untuk menyusulku ke supermarket H, sekitar 3 kilometer dari hotel karena dompetku tertinggal. Ada di tasku, di samping baju hangatmu. Periksalah," ucap M.

"M, jangan bercanda karena sekarang aku sedang bersamamu di kamar hotel," lanjut E, suaranya melirih karena ketakutan.

E pun memutar badannya, melihat ke arah M yang ada di dalam kamarnya. Sembari tersenyum, "kembaran" M itu berkata, "Jadi kamu sudah tau siapa aku sebenarnya?"