Liputan6.com, Tel Aviv - Seorang jenderal Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mengklaim pasukannya telah menemukan sebuah solusi yang akan menghancurkan semua terowongan lintas batas Hamas ke Israel, menyebutnya sebagai "otak Yahudi".
Mayor Jenderal Yoav Mordechai mengatakan, warga Israel mewarisi kecerdasan orang-orang Yahudi, sehingga bisa menemukan jalan keluar untuk mengubur semua "jalur tikus" Hamas.
Baca Juga
"Seperti ada 'Iron Dome' di udara, ada payung berteknologi baja yang ditempatkan di bawah tanah," katanya, dikutip dari Times of Israel, Minggu (14/1/2018).
Advertisement
"Saya ingin mengirim pesan kepada semua orang yang menggali atau berada terlalu dekat dengan terowongan: Seperti yang Anda lihat dalam dua bulan terakhir, terowongan ini hanya membawa kematian," tambahnya yang berbicara dalam bahasa Ibrani.
Sebelumnya, IDF mengaku telah menghancurkan terowongan ketiga milik militan Hamas dalam beberapa bulan terakhir. Terowongan ini membawa mereka sejauh ratusan meter ke wilayah Israel dan Mesir dari Jalur Gaza.
Saat mengunjungi daerah tersebut, Mayjen Eyal Zamir bersumpah bahwa IDF akan terus menghancurkan lebih banyak terowongan dalam beberapa bulan mendatang.
Kementerian Pertahanan Israel juga telah menyelesaikan pembangunan tembok penghalang di sekitar Jalur Gaza. Tembok ini dirancang untuk mencegah penetrasi bawah tanah ke wilayah Israel
Juru bicara Angkatan Darat Letnan Kolonel Jonathan Conricus menyebut, terowongan itu dibangun oleh militan Hamas yang mengatur Jalur Gaza.
Militer percaya bahwa Hamas memanfaatkannya sebagai aset signifikan, karena kenyataannya terowongan itu dibentuk di bawah persimpangan Kerem Shalom, serta di bawah jalur pipa gas dan diesel Jalur Gaza dan sebuah pos IDF di dekatnya.
Menurut catatan IDF, pada tahun 2017 lebih dari setengah juta ton makanan diselundupkan melalui Jalur Gaza melalui Kerem Shalom, bersama dengan 3,3 juta ton peralatan konstruksi dan 12.000 ton peralatan pertanian.
Ini adalah kedua kalinya Kerem Shalom ditutup dalam waktu kurang dari sebulan.
Israel menutup persimpangan itu pada tanggal 14 Desember 2017, menyusul beberapa serangan roket dan mortir dari Gaza.
Penutupan juga dilakukan di Erez Crossing yang menjadi akses keluar-masuk Jalur Gaza. Erez dibuka kembali sehari kemudian dan Kerem Shalom dibuka kembali pada tanggal 17 Desember.
Palestina: Israel Serang Masjid Al Aqsa 40 Kali dalam Sebulan
Menteri Urusan Agama dan Wakaf Palestina mengatakan bahwa Israel telah melakukan lebih dari 1.000 pelanggaran terhadap sejumlah masjid dan gereja di Palestina sepanjang tahun 2017.
Berbicara dalam konferensi pers di Ramallah, Menteri Yoused Adeis mengatakan, terkhusus Masjid Al Aqsa, kompleks peribadatan itu menjadi sasaran serangan sekitar 40 kali dalam satu bulan.
"Pemukim Yahudi di Yerusalem, yang kerap melafalkan teks suci Talmud di Al Aqsa menjadi pemicu tingginya angka serangan terhadap kompleks peribadatan itu," lanjut Adeis, seperti dikutip dari media pemerintah Turki Anadolu Ajansi (15/1/2018).
Sementara itu, sejumlah masjid di Yerusalem Timur dan Tepi Barat telah mengalami penyerangan sebanyak 12 kali, sedangkan kompleks pemakaman di wilayah yang sama diserang sebanyak 15 kali.
Jumlah pelanggaran tertinggi terjadi di Masjid Ibrahimi di Al Khalil (Hebron), lanjut Adeis.
"Sepanjang tahun 2017, pemerintah Israel melakukan pelarangan ibadah sebanyak 645 kali di kompleks Masjid Ibrahimi Al Khalil," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa masjid tersebut telah ditutup untuk kaum muslim, namun terbuka untuk orang Yahudi Israel. Pintu masuk dihalang, restorasi tidak diizinkan, dan kamera dipasang untuk meningkatkan pengawasan di kompleks tersebut.
Â
Advertisement
Gereja Ikut Jadi Sasaran
Adeis melanjutkan, Gereja Salesian Katolik yang terletak di Nasira, Israel utara juga telah diserang. Di dinding gereja itu juga terdapat coretan yang menghina Yesus Kristus.
Menteri Urusan Agama dan Wakaf Palestina itu juga menyerukan perlindungan internasional terhadap situs-situs suci di wilayah yang menjadi sasaran penyerangan.
Ia menambahkan bahwa Israel tak akan berhenti melakukan pelanggaran dan penyerangan terhadap Masjid Al Aqsa hingga hancur dan digantikan dengan Kuil Salomon.
Dalam beberapa tahun terakhir, pihak berwenang Israel telah mengizinkan pemukim Yahudi masuk ke kompleks Masjid Al Aqsa -- biasanya melalui Gerbang Magharba -- dalam jumlah yang terus meningkat.
Ada lebih dari 25.000 serangan oleh pemukim Israel ke kompleks tersebut pada 2017, menurut badan Wakaf Islam Yordania yang dikelola Yordania. Angka itu melebihi data tahun 2016 yang berkisar 15.000 kasus penyerangan.
Otoritas Palestina dan pemerintah Yordania telah berulang kali meminta pihak berwenang Israel untuk melarang praktik tersebut - yang tak diindahkan oleh Negeri Bintang David.
Penyergapan dan pengusiran ke kompleks masjid, yang oleh umat Islam dianggap sebagai situs tersuci ketiga di dunia setelah Mekkah dan Madinah, umumnya meningkat selama hari-hari raya keagamaan Yahudi.