Liputan6.com, Teheran - Iran menyatakan telah membebaskan 440 orang yang ditangkap di Teheran selama demonstrasi anti-pemerintah terjadi.
Pernyataan itu disampaikan oleh seorang pejabat pengadilan, di tengah cecaran pertanyaan publik tentang jumlah demonstran yang ditahan.
"Lebih dari 440 orang yang ditangkap dalam kerusuhan Teheran telah dibebaskan," kata jaksa Teheran Abbas Jafari Dolatabadi seperti dikutip oleh kantor berita Mehr, dilansir Jerusalem Post, Senin (15/1/2018).
Advertisement
Dolatabadi mengimbuhkan, sebagian besar yang ditahan selama demonstrasi berasal dari keluarga berpenghasilan rendah dan berusia 18 sampai 35 tahun.
Baca Juga
Juru bicara pengadilan Iran mengatakan pada hari Minggu, pihak berwenang Iran juga menahan seseorang berkewarganegaraan ganda yang sedang memotret selama kerusuhan, namun ia tidak memberikan rincian tentang kewarganegaraan orang itu.
Pejabat pengadilan mencatat, lebih dari 1.000 penangkapan dilakukan oleh aparat keamanan di seluruh negeri.
Akan tetapi, jumlah tersebut berbeda dengan yang disebutkan oleh anggota parlemen Mahmoud Sadeghi. Ia mengatakan pekan lalu bahwa setidaknya 3.700 orang telah ditahan.
Beberapa tahanan bahkan dilaporkan meninggal dalam penjara. Untuk itulah, aktivis hak asasi manusia menyerukan penyelidikan independen terhadap kasus mereka.
Wakil ketua parlemen Iran, Ali Motahari, seperti dikutip oleh kantor berita IRNA, menuturkan bahwa berdasarkan laporan yang diterima, satu tahanan di Teheran dan dua tahanan di provinsi lain telah meninggal di penjara.
Pengadilan memang mengkonfirmasi kabar meninggalnya dua demonstran yang dipenjara itu, namun mereka dinyatakan bunuh diri.
Kepala Pengadilan Iran Dijatuhi Sanksi oleh Amerika Serikat?
Demonstrasi yang dipicu karena krisis ekonomi negara tersebut pecah pada akhir Desember 2017 dan menyebar ke lebih dari 80 kota, 25 kematian dilaporkan terjadi sepanjang aksi protes itu.
Demonstran pada awalnya meluapkan amarah mereka lantaran harga-harga melambung tinggi dan adanya dugaan korupsi yang dilakukan oleh pejabat tinggi pemerintah.
Ujung-ujungnya, mereka mendesak Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk mengundurkan diri.
Sementara itu, Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap 14 individu dan entitas pada hari Jumat karena pelanggaran hak asasi manusia di Iran dan dukungannya terhadap program senjata Iran, termasuk kepala pengadilan Iran Ayatollah Sadeq Larijani.
Larijani adalah sekutu dekat Ayatollah Ali Khamenei.
Larijani -- dikutip dari kantor berita ISNA -- menegaskan pada hari Senin bahwa menjatuhkan sanksi kepadanya sebagai kepala pengadilan adalah sebuah pelanggaran berat dan Iran tidak akan tinggal diam terhadap tindakan tersebut.
Â
Advertisement