Sukses

Uni Emirat: Jet Tempur Qatar Cegat Pesawat Emirates dan Etihad

UEA klaim, jet tempur Qatar telah mencegat dua pesawat maskapai penerbangan komersial Etihad dan Fly Emirates di ruang udara internasional

Liputan6.com, Abu Dhabi - Di tengah krisis diplomatik negara-negara Teluk, Uni Emirat Arab mengklaim bahwa jet tempur Qatar telah mencegat dua pesawat maskapai penerbangan komersial Etihad dan Fly Emirates di ruang udara internasional, saat terbang menuju Bahrain.

Media pemerintah UEA WAM News Agency merilis klaim tersebut, mengutip pernyataan dari Direktur Jenderal Civil Aviation Authority Emirat (GCAA), Saif Al Suwaidi pada 15 Januari 2018.

Suwaidi mengatakan, pencegatan itu terjadi sekitar pukul 10.30 - 11.00 pagi waktu setempat. Demikian seperti dilansir The Washington Post (16/1/2018).

Ia melanjutkan, radar Bahrain serta para awak dan penumpang di dalam pesawat kedua maskapai itu turut mendeteksi jet Qatar yang dimaksud.

"(Jet itu) merupakan ancaman yang jelas dan eksplisit terhadap nyawa warga sipil yang tak berdosa," lanjut Suwaidi.

Klaim Tak Detail

WAM News Agency tidak mengidentifikasi lebih detail mengenai motif, kronologi, dan jenis pesawat yang terlibat dalam klaim insiden tersebut.

GCAA juga belum memberikan tanggapan ketika dimintai keterangan oleh kantor berita Amerika Serikat The Associated Press.

Dua maskapai terkait, Etihad (Abu Dhabi) dan Fly Emirates (Dubai) belum memberikan komentar balasan terkait klaim insiden itu.

Kendati demikian, Kementerian Luar Negeri Bahrain mengklaim bahwa pesawat Fly Emirates yang terlibat dalam insiden itu memiliki nomor penerbangan EK 837.

Penerbangan Fly Emirates EK 837 itu dijadwalkan terbang meninggalkan Dubai pada 8.20 pagi, Senin 16 Januari 2018 waktu setempat. Namun, pesawat itu dilaporkan terlambat satu jam untuk melakukan lepas landas.

Pesawat itu terbang melintas di atas perairan internasional di dekat ujung utara Qatar, dan dijadwalkan tiba di Bahrain 46 menit setelah lepas landas.

Itulah rute standar semua penerbangan pesawat komersial UEA sejak krisis diplomatik Qatar yang pecah pada tahun 2017.

 

2 dari 3 halaman

Qatar Menolak Klaim UEA

Kementerian Luar Negeri Qatar, dalam sebuah pernyataan Senin malam kemarin, menyebut tuduhan UEA sebagai "klaim yang benar-benar salah".

"(Lewat insiden itu) tampaknya UEA berusaha mengalihkan perhatian dari isu lain," tambah keterangan dari Kemlu Qatar.

Laporan Pihak Ketiga

Laporan pihak ketiga menyangsikan dugaan insiden tersebut.

FlightRadar24, sebuah situs pelacak pesawat terbang yang populer, tak menunjukkan gejala perubahan rute yang tak biasa antara kedua maskapai relasi penerbangan UEA dan Bahrain itu.

"Tampaknya tidak ada penyimpangan dari pola rute dan pendekatan standar dalam penerbangan tersebut," juru bicara FlightRadar24 Ian Petchenik mengatakan kepada AP.

Combined Air Operations Center Al Udeid, gugus tugas Angkatan Udara Amerika Serikat di Qatar juga mengaku tak memiliki laporan tentang klaim insiden tersebut, kata Letnan Kolonel Damien Pickart, juru bicara CAOC.

Namun, Pickart memperingatkan bahwa pasukan AS tidak secara rutin memantau penerbangan dan operasi Angkatan Udara Qatar.

 

3 dari 3 halaman

Berkelindan dengan Peristiwa Lain

Klaim insiden tersebut dapat meningkatkan ketegangan antara Qatar dan empat negara Arab yang telah memboikotnya selama berbulan-bulan; di antaranya UEA, rumah bagi bandara internasional tersibuk di dunia.

Selain UEA, negara lain yang ikut melakukan pemboikotan dan blokade darat-laut-udara dengan Qatar meliputi; Arab Saudi, Mesir, dan Bahrain.

Dugaan insiden tersebut juga dapat mempengaruhi perjalanan penerbangan jarak jauh, karena berbagai bandara di wilayah tersebut merupakan titik transit.

Sementara itu, di sisi lain, klaim insiden tersebut juga terjadi usai Qatar mengajukan keluhan kepada PBB terkait pesawat militer UEA yang diduga melanggar wilayah udara internasionalnya pada Desember 2017 lalu -- di tengah krisis diplomatik Negara-Negara Teluk Arab.

UEA membantah tuduhan tersebut.

Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash menulis pada hari Jumat di Twitter bahwa keluhan yang diajukan Qatar "salah dan membingungkan," tanpa menjelaskan lebih jauh.

Video Terkini