Liputan6.com, Vatikan City - Paus Fransiskus berkomentar bahwa dirinya sangat khawatir terhadap potensi ancaman perang nuklir. Bahkan sang Takhta Suci Vatikan menyebut, kini dunia sudah "di ambang batas" menuju peperangan semacam itu.
"Saya pikir kita sudah di ambang batas (menuju perang nuklir)," kata Paus Fransiskus di Vatikan menjawab pertanyaan dari sejumlah jurnalis, sebelum terbang untuk melawat ke Chile dan Peru, seperti dilansir dari CNBC (16/1/2018).
Melanjutkan komentarnya tentang perang nuklir, ia mengatakan, "Saya sangat takut dengan hal itu. Satu insiden (nuklir) cukup untuk memicu rangkaian hal lainnya."
Advertisement
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, seorang pejabat Vatikan membagikan sebuah foto yang diambil pada 1945.
Foto itu menunjukkan seorang bocah Jepang yang tengah menggendong jenazah saudaranya yang tewas dalam serangan bom atom Amerika Serikat di Nagasaki, 9 Agustus 2018.
Mengomentari foto-foto tersebut, Paus Fransiskus mengatakan, "(Hati) saya tergerak saat melihat (foto) itu. Satu-satunya yang bisa saya pikirkan adalah bahwa itu merupakan 'buah' peperangan."
"Saya ingin agar foto-foto itu dicetak ulang dan didistribusikan, karena gambar seperti itu berbicara lebih banyak daripada 1.000 kata," ia menambahkan.
Komentar itu bukan kali pertama sang paus berbicara tentang isu nuklir.
Pada November 2017 lalu, dalam sebuah ceramah, Paus Fransiskus pernah mengatakan bahwa setiap negara seharusnya tidak menimbun nuklir, bahkan hanya demi efek penggentar-jeraan (nuclear detterence), demi menghindari potensi perang nuklir.
Paus Desak Negara Dunia Tak Timbun Senjata Nuklir
Paus Fransiskus mendesak negara-negara di dunia untuk tidak menimbun senjata nuklir, sekalipun digunakan sebagai alat pertahanan atau nuklir penangkal.
Dalam konferensi di Vatikan guna mengumpulkan dukungan bagi perlucutan senjata nuklir itu, Paus mengatakan "kebijakan nuklir penangkal" memberi rasa aman yang palsu.
Dikutip dari VOA Indonesia, Minggu 12 November 2017, Paus Fransiskus menyampaikan hal tersebut di hadapan 11 pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, sejumlah diplomat, dan pejabat pemerintah dari seluruh dunia.
"Hubungan internasional tidak dapat dibelenggu oleh kekuatan militer, saling intimidasi dan timbunan senjata. Tiap penggunaan senjata nuklir biarpun itu berbentuk kecelakaan tidak disengaja akan berdampak bencana bagi manusia dan lingkungan hidup," ujar Paus Fransiskus dalam konferensi yang digelar pada 10 November 2017.
Konferensi Vatikan diadakan di tengah ketegangan antara Amerika dan Korea Utara.
Menurut Paus Fransiskus, perdamaian dan keamanan antarnegara harus diilhami oleh etika solidaritas bukan penimbunan senjata.
Paus menyetujui traktat baru PBB yang menyerukan penghapusan senjata nuklir. Namun, tidak satu pun negara nuklir di dunia yang menandatangani traktat itu dengan alasan itu hanya ide yang muluk dan tidak realistis.
Advertisement