Liputan6.com, Kopenhagen - Lebih dari 1.000 anak muda didakwa polisi di Denmark pada Selasa, 16 Januari 2018, terkait viralnya video yang menampilkan dua remaja sedang berhubungan seks.
Dilansir dari laman ABC Australia Plus, video klip yang diteruskan di layanan Facebook Messenger itu menunjukkan aktivitas seksual dua anak muda berusia 15 tahun, usia yang menurut pemerintah Denmark dianggap layak secara hukum untuk melakukan hubungan seksual (age of consent).
Advertisement
Baca Juga
Namun, kepolisian Denmark mengatakan bahwa berbagi video tersebut dapat dikenakan pasal mendistribusikan materi pornografi anak-anak, yang memiliki ancaman hukuman penjara maksimum enam tahun.
Penangkapan tersebut telah memicu keresahan di Denmark, sebagaimana dituturkan oleh seorang siswa sekolah menengah di Denmark kepada BBC.
"Saya pikir sangat mengerikan bahwa begitu banyak orang tidak tahu apa yang akan mereka bagikan," kata siswa tersebut.
"Atau bahwa secara umum apa yang mereka miliki di komputer mereka bisa memiliki konsekuensi seperti ini."
Seorang remaja Denmark lainnya mengatakan bahwa kasus tersebut menunjukkan seberapa cepat materi dapat menyebar secara online.
"Yang paling mengejutkan saya adalah tingkat keseriusan kasus ini, fakta bahwa ada 1.000 orang dapat disertakan dalam kasus ini menunjukkan betapa mudahnya video seperti ini menyebar," kata remaja tersebut.
Jika terbukti bersalah, para tersangka dapat menerima hukuman denda atau 20 hari hukuman ringan – yang menyebabkan nama mereka tercatat dalam daftar pelaku kriminal di negara itu yang akan bertahan hingga 10 tahun.
Denmark adalah Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia
Sebelumnya, justru kabar baik yang datang dari Denmark.
Pada 2017, Denmark sekali lagi dinyatakan sebagai negara paling bahagia di dunia. Hal ini tak lepas dari sistem pendidikannya yang membuat anak-anak merasa senang saat berada di sekolah.
Seperti dikutip dari Brightside, sistem pendidikan di Denmark dibuat untuk membantu setiap pelajar mengembangkan diri dan mencari jati diri tanpa paksaan. Lalu apa yang membuat para pelajar Denmark merasa sangat bahagia di sekolah?
Anak-anak di Denmark tidak dipaksa untuk melewati tes, tapi lebih mengembangkan keingintahuan dan kemampuan untuk pengembangan diri. Kurikulum yang dikembangkan juga berdasarkan dengan kemampuan siswa bisa melewatinya. Hasilnya, tidak ada anak di Denmark yang gagal di pendidikan.
Pengembangan karakter kurikulum sekolah di Denmark bertujuan untuk mendorong perkembangan karakter individu anak. Jadi, anak tidak hanya belajar tentang pengetahuan dasar dan skill, tapi juga mengembangkan karakternya.
Jika dibandingkan dengan sistem pendidikan di negara lain yang berpacu pada hasil tes, di Denmark hasil tes tidak ada di urutan teratas berdasarkan kepentingannya. Meskipun begitu, Denmark berada di top 10 negara untuk level pendidikan.
Di Denmark, orang-orang berpikir bahwa penting untuk pelajar menikmati proses belajar, bukannya merasakan bahwa belajar itu proses yang menyiksa setiap harinya.
Menariknya lagi, berdasarkan sebuah survei, 50Â persen remaja di Denmark mengaku kalau mereka bebas menentukan masa depan mereka, terlebih lagi, mereka bisa mengontrolnya.
Advertisement