Liputan6.com, Swiss - Usai pertemuan antara Komite Internasional Olimpiade (IOC) di Lausanne, Swiss, Korea Utara dan Selatan menyepakati jumlah atlet yang akan dikirim oleh Korut untuk berlaga di Olimpiade Musim Dingin pada Feberuari mendatang.
Presiden IOC Thomas Bach mengumumkan, kedua negara akan long march bersama pada upacara pembukaan pada 9 Februari.
Baca Juga
Menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai "tonggak sejarah dalam perjalanan yang panjang", Bach juga mengonfirmasi Korea Utara dan Korea Selatan akan diizinkan untuk membuat tim hoki wanita bersatu di Olimpiade. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Minggu (21/1/2018).
Advertisement
Untuk pertandingan hoki perempuan, di mana dua Korea bersatu, 12 pemain dan satu pejabat dari Korea Utara akan ditambahkan ke skuad Korea Selatan yang ada sebanyak 23 pemain.
Pelatih Korea Selatan akan bertanggung jawab, tapi setidaknya tiga pemain dari Korea Utara harus dipilih dalam tim.
Korea Utara juga diperbolehkan untuk berlaga menampilkan atlet skating dan ski.
Pasangan pemain skating dari Korea Utara, Ryom Tae-ok dan Kim Ju-sik diperbolehkan berlaga meski terlambat pada waktu pendaftaran.
Short track speed skating, Korea Utara diberikan dua tempat tambahan, memungkinkan Jong Kwang-Bom untuk bertanding di 1500m dan Choe Un-song untuk ambil bagian dalam 500m.
Cross-country skiing, dua atlet pria - Han Chun-gyong dan Pak Il-chol - akan berkompetisi di gaya bebas 15km, sementara satu atlet wanita Ri Yong-gum berada di gaya bebas 10km.
Alpine ski, tiga tempat telah diberikan - Choe Myong-gwang dan Kang Song-il bergabung dengan kompetisi pria dan Kim Ryon-hyang akan berkompetisi di acara wanita tersebut.
Kedua negara juga setuju untuk berkompetisi di bawah bendera unifikasi Korea Utara.
"Semangat Olimpiade adalah tentang rasa hormat, dialog dan pemahaman," kata Bach menambahkan setelah pengumuman di Lausanne, Swiss.
"Pertandingan Musim Dingin Olimpiade PyeongChang 2018 semoga membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah di Semenanjung Korea, dan mengundang dunia untuk bergabung dalam sebuah perayaan pengharapan," ucapnya lagi.
Delegasi Korea Utara yang beranggotakan ratusan orang akan pergi ke Korea Selatan melalui jalur darat -- delegasi Korut termasuk 230 pemandu sorak, 140 musisi orkestra, dan 30 atlet taekwondo.
Jika hal tersebut terjadi, maka itu menjadi pembukaan jalur lalu lintas perbatasan untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun.
Selain itu, Korea Utara juga telah sepakat untuk mengirim delegasi dengan jumlah anggota sebanyak 150 orang ke Paralimpiade pada Maret 2018.
Sebagai tuan rumah, Korea Selatan juga perlu menemukan cara agar tak melanggar sanksi Dewan PBB. Sanksi tersebut berupa melarang adanya pembayaran tunai ke pihak Korut dan adanya daftar hitam pejabat senior Korea Utara tertentu.
Dicurigai
Pelatih hoki Korea Selatan dan sejumlah surat kabar konservatif sebelumnya telah menyatakan keprihatinannya tentang kemungkinan bergabungnya tim hoki perempuan. Mereka mengatakan, hal tersebut dapat merusak peluang Korea Selatan untuk memenangkan medali.
Kabarnya, puluhan ribu orang telah menandatangani petisi online yang mendesak Presiden Moon Jae-in untuk membatalkan rencana tersebut.
Namun, Moon berkata kepada para atlet Olimpiade Korea Selatan bahwa partisipasi Korea Utara dalam Olimpiade akan membantu memperbaiki hubungan antar-Korea.
Sementara itu, Jepang melihat hal tersebut dengan kecurigaan. Menteri Luar Negeri Taro Kono mengatakan bahwa dunia tak boleh dibutakan dengan "serangan daya tarik" Pyongyang.
"Ini bukan saatnya untuk mengurangi tekanan atau untuk memberi pengahrgaan kepada Korea Utara," kata Kono.
"Fakta bahwa Korea Utara terlibat dalam dialog dapat diartikan sebagai bukti bahwa sanksi tersebut sedang berjalan."
Advertisement