Sukses

Bisnis Seks di Christchurch Marak Pascagempa

Pekerja seks di Christchurch, Selandia Baru kini sedang menikmati 'booming' setelah terjadi gempa bumi bulan lalu. Konsumennya justru datang dari para pekerja asing yang membantu upaya pertolongan di sana.

Liputan6.com, Wellington: Pekerja seks di Christchurch, Selandia Baru kini sedang menikmati 'booming' setelah terjadi gempa bumi bulan lalu. Konsumennya justru datang dari para pekerja asing yang membantu upaya pertolongan di sana, seperti dikutip Antara.

Pekerja seks komersial di sini mengatakan arus orang asing yang membantu upaya pertolongan setelah gempa yang memporakporandakan wilayah itu dengan kekuatan 6,3 pada skala Richter telah membuat mereka harus bekerja lebih keras, kata Christchurch Press, sebagaimana dikutip dari AFP. 

Menurut pers lokal, seorang pekerja seks -- sebut saja namanya Candice -- melaporkan penghasilannya mencapai 1.400 dolar Selandia (1.030 dolar AS) dalam waktu semalam, yang ia peroleh cuma dari luar daerah pusat kota, yang kini ditutup.

"Dalam tiga tahun, saya tak pernah memperoleh sebanyak ini. Orang asing adalah yang terbaik, mereka membayar paling mahal," ujar Candice kepada surat kabar tersebut.

Candice mengatakan bahwa kliennya itu meliputi staf pencarian dan pertolongan, pekerja pembangunan dan petugas polisi asing.

"Ada banyak orang di sini, banyak orang tanpa istri mereka dan mereka jadi agak nakal. Mereka mengatakan bahwa mereka tertekan. Dan orang-orang asing itu memerlukan pelepasan," katanya.

Seorang lagi pekerja seks, sebut saja Mary -- yang kehilangan rumahnya akibat gempa pada 22 Februari, juga mengatakan bisnis itu sedang bergerak. Ia telah menyaksikan 'semua jenis orang', bukan cuma klien rutin.

"Itu cara mereka menanganinya. Jika mereka bisa merasa lega, saya kira tak ada salahnya dengan itu." katanya.