Liputan6.com, Singapura - Seorang wanita berusia 90 tahun yang merupakan pegawai tertua di restoran cepat saji McDonald's Singapura dilaporkan meninggal dunia.
Goh Gwek Eng meninggal dunia pada Senin 22 Januari 2018. Kabar itu mulai tersebar hingga telinga masyarakat setelah berita kematiannya dimuat di surat kabar berbahasa China Lianhe Wanbao.
Dikutip dari laman Straits Times, Rabu (24/1/2018), Tan Pok Yong (71) yang merupakan anak dari nenek Eng mengatakan bahwa ibunya memang sudah sakit beberapa waktu belakangan.
Advertisement
Baca Juga
Akibat gangguan kesehatan, nenek Eng harus mengurangi jumlah kerjanya selama lima hari dalam seminggu, kini hanya dua hari saja.
Pada Oktober 2017, nenek Eng kerap muntah-muntah dan sering diare dan harus berhenti bekerja sementara. Menurut keterangan dari tim dokter, ia menderita kanker perut stadium 3.
"Dokter mengatakan bahwa ibu saya terlalu tua dan membutuhkan perawatan. Ia tak mau menjalani kemoterapi dan memutuskan untuk pulang ke rumah saja," ujar Tan Pok Yong.
Yong juga menyebut bahwa ibunya telah bekerja untuk Mcd selama beberapa dasawarsa. Sewaktu muda, nenek Eng pernah bekerja di Inggris.
Nenek Eng meninggalkan tiga orang anak, sembilan cucu dan 13 cicit.
"Ibu Eng sudah bekerja selama 20 tahun di McDonald's Singapura," ujar juru bicara McDonald's Singapura.
"Sebelum meninggal, putri dari ibu Eng sudah mengabarkan kepada pihak kami bahwa kondisi beliau tak sehat," tambahnya.
Kesedihan pun juga dirasakan oleh sang cucu bernama Chen Liyan. Dalam akun Facebook-nya, Liyan menulis bahwa ia berharap dapat menghabiskan Tahun Baru Imlek bersama.
"Nenek yang tersayang, kemarin saya sudah menemuimu. Saya tahu bahwa nenek sedang dalam kondisi tidak baik. Padahal saya ingin sekali menghabiskan Tahun Baru Imlek besama nenek," tulis Liyan.
Â
Nenek 101 Tahun Raih Medali Emas Lomba Lari
Jika nenek Goh Gwek Eng adalah sosok yang tangguh karena tetap bekerja di usia tua, maka sama halnya dengan perempuan yang satu ini.
Prestasi yang ditorehkan oleh wanita ini patut diacungi jempol. Karirnya di bidang atletik amat luar biasa, ia masih mampu mengikuti kompetisi lari di usianya yang sudah menginjak 1 abad lebih 1 tahun.
Adalah Man Kaur si nenek pelari itu. Sejatinya ia mulai berlari pada usia 93 tahun, namun saat berusia 101 tahun aksinya baru mencuri perhatian dunia dalam pertandingan World Masters Games di Selandia Baru.
Dalam ajang tersebut, nenek Kaur meraih medali emas dengan kategori 100 meter.
Dilansir dari CNN, nenek Kaur adalah satu-satunya atlet yang bersaing dalam kategori usia 100+. Ia menyelesaikan lomba lari kategori 100 meter dengan waktu tempuh 74 detik. Media lain menyebut ia merampungkannya 1 menit 14 detik.
Dia disebut sebagai atlet tertua di acara kompetisi beragam olahraga yang diselenggarakan di Selandia Baru. Nenek Kaur kemudian menyandang gelar 'miracle from Chandigarh' yang diberikan oleh media Negeri Kiwi itu.
Nenek Kaur mendapatkan medali ke-17nya dari mantan atlet loncat galah Sergey Bubka.
World Masters Games yang diadakan setiap empat tahun ini diperuntukkan bagi orang-orang dengan kemampuan bervariasi, umumnya berusia 35 tahun atau lebih.
Meski sudah sepuh, Nenek Kaur mengatakan dia akan terus ikut ajang lari.Â
Advertisement