Liputan6.com, Bangkok - Satu keluarga asal Zimbabwe, yang terlantar di Bandara Suvarnabhumi Bangkok selama tiga bulan terakhir, akhirnya telah meninggalkan tempat itu untuk mengungsi ke Filipina.
Menurut laporan biro imigrasi Thailand, keluarga tersebut -- yang terdiri dari empat anak-anak di bawah 11 tahun dan empat dewasa -- telah meninggalkan Suvarnabhumi sejak Senin, 22 Januari 2018. Demikian seperti dikutip dari BBC (24/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Keluarga itu pergi ke salah satu kamp pengungsian yang dikelola Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) di Filipina.
Pihak biro imigrasi Thailand tak memaparkan lokasi detail kamp pengungsi yang hendak dituju oleh keluarga asal Zimbabwe tersebut.
Juga tak dijelaskan apakah kamp pengungsi itu merupakan destinasi akhir atau sementara.
Hingga berita ini turun, UNHCR enggan untuk memberikan keterangan terkait nasib keluarga asal Zimbabwe tersebut, demi alasan kerahasiaan dan keselamatan.
Terdampar Sejak Oktober 2017
Dikutip dari News.com.au, Sabtu 30 Desember 2017, keluarga asal Zimbabwe itu sudah mencoba untuk meninggalkan Thailand sejak Oktober 2017.
Sayangnya, mereka tidak dapat pergi begitu saja. Hal ini disebabkan oleh visa mereka yang kurang lengkap untuk melakukan perjalanan mereka selanjutnya.
Mereka juga menolak untuk kembali ke Zimbabwe dan ditolak untuk masuk ke Thailand setelah tinggal terlalu lama di Negara Gajah Putih tersebut.
Keadaan memprihatinkan terkuak setelah seorang pengguna Facebook di Thailand mengunggah foto dirinya memberikan kado Natal kepada salah satu anak keluarga asal Zimbabwe tersebut.
Pada 23 Oktober 2017, mereka mencoba untuk pergi ke Spanyol via Ukraina, tapi pengajuan mereka ditolak. Hal ini disebabkan mereka tidak memiliki visa untuk masuk ke Spanyol.
Situasi tersebut akhirnya memaksa keluarga itu untuk menetap di Bandara Suvarnabhumi Bangkok.
Advertisement
Tak Ingin Kembali ke Zimbabwe
Pihak kepolisian menyebut, alasan mereka tak kembali ke negara mereka salah satunya adalah rasa takut karena kerusuhan yang sedang berlangsung di Zimbabwe kala itu.
Kasus Robert Mugabe yang menyebabkan kerusuhan di negara tersebut memang sedang terjadi pada November 2017. Namun, unjuk rasa mundurnya Mugabe sudah berlangsung lama.
Keluarga tersebut mendaftar untuk pencarian suaka, mereka berharap untuk ditempatkan di suatu tempat di luar Thailand. Namun, negara tersebut tidak dapat menerima pencari suaka.
Juru bicara UNHCR, Vivian Tan, mengatakan bahwa mereka sedang mencari tahu solusi lain untuk keluarga tersebut, tetapi tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut karena alasan kerahasiaan.