Sukses

Bayi Ini Ditinggal di Taman dengan Sepucuk Surat yang Bikin Sedih

Di samping bayi itu, terdapat sepucuk surat yang diduga pesan dari orangtua yang membuangnya.

Liputan6.com, Fengshan - Sungguh malang nasib bayi berusia enam bulan ini. Pipinya yang tembam memerah dan hanya ditemukan menggunakan baju tipis di suhu udara yang cukup dingin.

Di samping bayi itu, terdapat sepucuk surat yang diduga pesan dari orangtua yang membuangnya.

Dikutip dari laman Straits Times, Kamis (25/1/2018), dalam surat tersebut tertulis bahwa sang orangtua tak mampu membiayai kebutuhan anaknya yang kelak pasti akan tumbuh besar.

Bayi berjenis kelamin perempuan itu ditinggalkan begitu saja di Taman Fengshan pada Sabtu malam lalu beserta susu, obat dan pakaian.

Bayi malang ini ditemukan oleh seorang anggota kepolisian yang sedang berpatroli. Takut si bayi kenapa-kenapa, ia lantas menghubungi ambulans untuk membawanya ke rumah sakit.

Ada kisah yang jauh lebih miris. Salah satu alasan si anak kecil dibuang oleh orangtuanya karena ia mengidap epilepsi dan membutuhkan pengobatan.

Dalam surat itu pula diterangkan bahwa ibu dan ayahnya mengaku tak mampu membayar biaya pengobatan anak.

"Ia akan mati jika hidup bersama kami. Ia tak bisa tumbuh sehat dan tak dapat mengenyam pendidikan," tulis surat itu.

"Semua orangtua pasti mencintai anak-anaknya. Kami tahu ini sangat egois dan tak benar. Tetapi kami tetap berharap anak kami dapat hidup dengan bahagia," tambahnya.

Kini, bayi tersebut dirawat di rumah sakit. Sementara itu, tim kepolisian terus mencari tahu keberadaan orangtua bayi itu.

 

2 dari 2 halaman

Dibuang ke Tong Sampah

Sebelumnya, bayi baru lahir berjenis kelamin perempuan ditemukan di tempat sampah di India. Ia berada dalam kantung plastik dan dikerubungi semut.

Orok yang dalam kondisi tanpa busana itu ditemukan oleh orang yang lewat dan mendengar suara tangisan bayi dari dalam tong sampah. Dheeraj Rathore yang mengelola warung teh mengaku mendengar suara bayi itu menangis.

"Saya sedang melewati tempat sampah saat suara bayi menangis. Saya terkejut melihat kepala bayi mencuat dari kantung berwarna merah di tong sampah, di antara semak-semak."

"Semut ada di sekujur kepala dan tubuhnya."

Rathore kemudian meminta bantuan dari dua temannya. Ia dan kedua temannya kemudian membersihkan serangga dari tubuh bayi itu, lalu membungkusnya dengan kain dan membawanya ke rumah sakit terdekat.

Seperti dikutip dari Daily Mail, polisi di Bhopal negara bagian Madhya Pradesh, India bahwa bayi malang itu dibuang karena tak berjenis kelamin laki-laki.

Staf medis mengatakan kondisi anak sangat kritis. Beratnya hanya 1,5 kg dibanding bobot normal bayi yang berkisar antara 2,5 hingga 4 kg.

Saat dibawa ke rumah sakit, dia juga memiliki beberapa luka dan bekas memar pada tubuhnya yang menunjukkan terjadi kekerasan fisik kepadanya.

Kini kepolisian setempat telah mendaftarkan sebuah kasus temuan bayi itu dan melakukan pencarian orangtuanya.

Di banyak negara bagian India, preferensi anak laki-laki daripada perempuan kerap menjadi masalah. Tercatat kurang dari 800 anak perempuan lahir setiap 1.000 anak laki-laki.

Hal itu terjadi karena anak perempuan secara tradisional harus memberikan mas kawin yang mahal harganya. Mereka juga akan meninggalkan keluarga sehingga tak ada yang merawat orangtua.

Sementara anak laki-laki juga secara tradisional dipandang sebagai ahli waris potensial untuk properti dan bisnis keluarga, namun pegiat kesetaraan gender mencoba untuk mengubah pandangan ini.