Sukses

Korut Mendadak Serukan Kerja Sama dengan Korsel, Ada Apa?

Korea Utara mengeluarkan sebuah pengumuman langka tentang seruan peningkatan kerja sama dengan Korea Selatan.

Liputan6.com, Pyongyang - Pemerintah Korea Utara mengeluarkan sebuah pengumuman resmi yang tidak biasa, yakni meminta seluruh warganya untuk berpartisipasi merumuskan "terobosan" penyatuan kembali Semenanjung Korea yang telah lama retak.

Dilansir dari laman Independent.co.uk, Kamis (25/1/2018), seruan tersebut dikeluarkan seiring dengan kian menurunnya ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan.

 

Seruan yang dilansir pada Rabu, 24 Januari 2018 itu mendesak semua orang Korea di seluruh dunia untuk mempromosikan kontak, perjalanan, dan kerja sama kedua negara.

Setelah berulang kali melakukan uji rudal balistik yang mengancam keamanan negara tetangganya, belakangan Korea Utara justru terlihat serius melanjutkan komunikasi damai. Salah satunya, mereka menyetujui pengiriman atlet ke Olimpiade Musim Dingin yang akan diselengarakan di Pyeongchang, Korea Selatan, Maret mendatang.

Delegasi atlet Korea Utara mulai menyeberangi Zona Demiliterisasi pada Kamis, 25 Januari 2018, untuk persiapan pemusatan latihan pada 9 Februari mendatang.

2 dari 2 halaman

Kesempatan Baru Membangun Perdamaian di Semenanjung Korea

Presiden Korea Selatan yang baru dilantik, Moon Jae-in, disebut telah memperjuangkan komunikasi yang lebin intens dengan Korea Utara sejak beberapa waktu terakhir.

Bahkan, Presiden ke-12 Negeri Ginseng itu menyebut momen penyelenggaraan Olimpiade Pyeongchang sebagai sebuah kesempatan untuk membangun perdamaian yang lebih baik di antara kedua negara.

Dalam pengumuman resmi terkait, Korea Utara berjanji akan berupaya mengatasi hambatan-hambatan untuk cita-cita reunifikasi Korea. Pengumuman resmi itu juga menyebut ketegangan militer sebagai hambatan mendasar terhadap harapan tersebut.

Salah satu isu ketegangan militer yang disinggung dalam seruan terkait adalah keterlibatan pihak luar, dalam hal ini militer Amerika Serikat, yang melakukan latihan bersama dengan militer Korea Selatan. Pyongyang menyebut latihan bersama itu sebagai "provokasi" dalam upaya perdamaian di Semenanjung Korea.

Setelah berakhirnya Perang Korea melalui gencatan saja pada 1953, Semenanjung Korea pun terbelah menjadi dua negara, Korea Selatan dan Korea Utara.