Liputan6.com, Washington D.C - Dua puluh tahun silam, tepatnya pada 26 Januari 1998, Presiden Amerika Serikat William Jefferson Clinton atau yang lebih dikenal Bill Clinton membantah keras tuduhan bahwa dirinya berselingkuh dengan Monica Lewinsky. Perempuan itu merupakan mantan anak magang di Gedung Putih.
Selain itu, Clinton yang merupakan suami dari Hillary ini juga menampik tudingan bahwa ia meminta Lewinsky berbohong tentang "hubungan panas" keduanya.
Baca Juga
"Saya tidak memiliki hubungan seksual dengan wanita itu (Nona Lewinsky). Saya tidak pernah meminta siapa pun untuk berbohong, tidak pernah sekali pun. Tuduhan tersebut keliru dan saya harus kembali bekerja untuk rakyat AS," demikian pernyataan Clinton dalam konferensi pers di Gedung Putih yang disiarkan langsung di televisi seperti dikutip dari BBC On This Day.
Advertisement
Presiden ke-42 AS itu dilaporkan meninggalkan ruangan tempat ia melaksanakan konferensi pers tanpa menjawab pertanyaan para pewarta.
Pernyataan Clinton tersebut dipicu tekanan media yang luar biasa setelah merebak kabar bahwa ayah satu anak itu menjalin hubungan gelap selama 18 bulan dengan Lewinsky pada 1995.
Sementara Clinton terus membantah skandal seks yang melibatkannya, Hillary menegaskan dukungan dan kepercayaan terhadap sang suami. Ia bersumpah akan berada di sisi Clinton demi menyelamatkan karier politiknya.
Setelah berulang kali membantah tudingan perselingkuhannya dengan Lewinsky, pada 17 Agustus 1998 melalui pidato di televisi, sang presiden akhirnya mengakuinya. Clinton membantah telah memberikan kesaksian palsu (perjury) karena menurutnya seks oral bukan hubungan seksual.
Dan pada 11 September 1998, Kenneth Starr, seorang jaksa independen, mempublikasikan penyelidikan atas skandal seks Clinton. Laporan itu terdiri dari 445 halaman.
Dampak langsung laporan Starr adalah Komite Kehakiman DPR AS mengajukan empat pasal pemakzulan terhadap presiden. Hal ini menjadikan Clinton sebagai Presiden AS kedua yang menghadapi upaya pemakzulan. Meski demikian, Bill Clinton bergeming. Ia menolak mundur.
Gagal Dimakzulkan
Persidangan atas Clinton oleh DPR dimulai pada 7 Januari 1999 dan berakhir pada 12 Februari. Para Senator membebaskannya dari tuduhan memberikan kesaksian palsu di bawah sumpah dan menghalangi proses peradilan.
Skandal Lewinsky mencoreng reputasi pemerintahan Clinton yang oleh sebagian kalangan dianggap "masa damai dan sejahtera". Pemerintahannya dinilai berhasil menempatkan tingkat pengangguran dan inflasi pada titik terendah dalam 30 tahun serta menaikkan tingkat kepemilikan rumah tertinggi dalam sejarah AS.
Keberhasilan lain yang disebut tercapai pada era Clinton adalah surplus anggaran. Namun, tak sedikit yang berpendapat bahwa prestasi-prestasi pemerintahan Clinton merupakan "buah" dari kebijakan jangka panjang pada era Presiden Ronald Reagan.
Imbas lain dari Skandal Lewinsky adalah gagalnya kampanye Al Gore dalam pemilihan presiden tahun 2000.
Peristiwa lain yang terjadi pada 26 Januari tepatnya tahun 2001, gempa berkekuatan 7,9 skala Richter mengguncang India barat dan sebagian Pakistan. Diyakini, korban tewas berjumlah lebih dari 20.000 orang.
Dan pada 26 Januari 1950, secara resmi diperingati sebagai hari lahir Republik India setelah nyaris 100 tahun lamanya, negara yang dikenal dengan industri film Bollywood itu diperintah Inggris. Rajendra Prasa dilantik sebagai Presiden pertama Republik India.
Advertisement