Sukses

Meliput Penembakan AS, Jurnalis Ini Kaget Pelaku Adalah Anaknya

Saat meliput penembakan massal di Kentucky, Amerika Serikat, seorang jurnalis kaget, pelaku penembakan ternyata adalah anaknya sendiri.

Liputan6.com, Kentucky - Minggu lalu, sebuah sekolah SMA di Kentucky dikagetkan dengan penembakan. Mendengar kabar itu, seorang jurnalis editor di media lokal segera berangkat menuju lokasi untuk meliput.

Namun, sesampainya di tempat kejadian, hati sang editor hancur bukan kepalang. Pelaku penembakan AS itu ternyata adalah anaknya sendiri yang masih remaja.

Dikutip dari News.com.au pada Minggu (28/1/2018), koran Courier-Journal menyebut pelaku bernama Gabe Parker, 15 tahun sebagai tersangka penembak di Marshall County High School. Dua siswa tewas dan puluhan lainnya terluka.

Sang ibu, Mary Garrison Minyard, editor Marshall County Online, berlari ke lokasi untuk meliput insiden itu. Namun, sesampai di sana, dia sadar, anak lelakinya adalah tersangka utama dalam penembakan itu.

Korban, Bailey Holt (15), terkapar di tanah memanggil ibunya sebelum akhirnya tewas. Sementara, Preston Cope, masih 15 tahun juga, dinyatakan tewas di rumah sakit.

Seorang murid, Ashley Collie kaget Gabe dijadikan tersangka penembakan AS itu. Ia mengatakan, keduanya satu kelas matematika dan "dia anak yang baik."

Dia mengatakan, beberapa temannya telah menggambarkan Gabe berubah jadi 'pedas' sejak kembali ke sekolah setelah liburan Natal.

Ashley mengatakan, menurut teman-temannya, remaja 15 tahun tersebut mengatakan bahwa ia ingin bergabung dengan mafia.

Dia mengatakan bahwa dia "benar-benar ingin menembak untuk membunuh," tapi menurutnya dia tidak menargetkan siswa tertentu.

Tersangka ditangkap dan didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan dan 12 tuduhan penyerangan.

Ayah Gabe Parker, Austin Parker dan ibunya berpisah pada tahun 2007 dan keduanya menikah lagi. Parker menceraikan istri keduanya, Jennifer Lynn Parker tahun lalu.

Salah satu tetangga Gabe Parker mengatakan bahwa dia adalah "anak kesayangan nenek".

"Apa pun yang dibutuhkan Nenek, dia akan mendapatkannya," kata Allyn Hornick. "Neneknya adalah teman baiknya," ucap sang tetangga terhadap pelaku penembakan AS itu.

2 dari 2 halaman

Penembakan Sekolah di AS jadi Budaya?

Gubernur Kentucky, Matt Bevin mengatakan bahwa orang Amerika perlu "sadar" dan menyadari bahwa penembakan di sekolah telah menjadi budaya, dan itu berbahaya.

"Kita seakan diintai kematian, kita menjadi tidak peduli terhadap pembunuhan, kita menjadi tidak peduli terhadap empati untuk sesama kita dan itu datang dengan harga yang luar biasa dan kita harus melihat akar penyebab ini," kata Gubernur Bevin kepada Associated Press.

"Kita tidak bisa merayakan kematian dalam video game, merayakan kematian di acara TV, merayakan kematian di film, merayakan kematian dalam lirik musik dan menghilangkan rasa moralitas dan rasa otoritas yang lebih tinggi dan kemudian berharap hal-hal seperti ini tidak akan terjadi."