Liputan6.com, Washington, DC - Awal 2002, Amerika Serikat dalam kondisi 'panas' setelah dilanda serangan teror Gedung WTC 9/11. Sejak itu, Presiden Amerika Serikat George W Bush berang.
Bush mulai menyusun strategi, bagaimana mengembalikan stabilitas negara dan menumpas para teroris jaringan Al-Qaeda yang ia sebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang mengakibatkan ribuan orang tewas tersebut.
Baca Juga
Amerika Serikat mulai menerjunkan pasukan militer dan anggota intelijen untuk menggempur Taliban di Afghanistan. Sejak itu juga, banyak negara yang memperketat Undang-Undang Anti-Terorisme.
Advertisement
Selain itu, Bush mulai mencurigai sejumlah negara yang diduga bisa jadi ancaman bagi dunia.Â
29 Januari 2002, tepat 16 tahun lalu, Bush memberikan pidato kontroversialnya. Dia menyebut Iran, Irak dan Korea Utara sebagai "Poros Setan", karena mengembangkan senjata nuklir dan mendukung teroris yang bisa mengancam perdamaian dunia. Demikian Today in History pada Senin (29/1/2018)
"Dalam 4 bulan terakhir, upaya pertama kami, bahwa negeri ini telah menghadapi teror, maka kami menyelamatkan para korban, membangun kembali Kota New York dan Pentagon, menangkap ribuan teroris, dan menggempur markas teroris di Afghanistan," ujar Bush, seperti dimuat CNN.
"Upaya kedua kami adalah mencegah rezim negara yang mendanai teroris yang mengancam amerika dan sekutu kita dengan senjata pemusnah massal," imbuh dia.
Bush menyebut Korea Utara adalah salah satu negara yang lebih mementingkan pengadaan senjata pemusnah massal semaksimal mungkin, sementara rakyatnya kelaparan. "Iran juga sangat agresif menciptakan senjata ini, sementara ada warga Iran yang menginginkan demokrasi lebih bebas."
Sementara itu, kata Bush, Irak adalah negara yang saat ini menantang Amerika dengan mengembangkan gas kimia yang telah digunakan untuk membunuh ribuan warganya. Banyak anak-anak kehilangan orangtuanya karena rezim Irak.
"Negara-negara seperti ini, pantas disebut Poros Setan, memiliki senjata yag mengancam perdamaian dunia. Membuat senjata pemusnah yang bisa diberikan kepada teroris. Mereka bisa sekali menyerang kita dan sekutu," cetus Bush.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Korea Utara menyebut ucapan Bush tersebut sebagai pernyataan deklarasi perang melawan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK).
Sementara Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei menyebut label Poros Setan sebagai suatu kehormatan dari "Setan yang paling dibenci sedunia".
Wakil Presiden Irak Taha Yassin Ramadan menilai Pidato Bush tersebut sebagai ucapan polos yang "bodoh".
Sejarah lain mencatat pada 29 Januari 1989, Hungaria menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Selatan, menjadikannya negara Blok Timur yang pertama melakukannya.
Lalu, pada 29 Januari 1996, Presiden Perancis Jacques Chirac mengumumkan penghentian definitif uji coba senjata nuklir Perancis.