Liputan6.com, Moskow - Polisi mencabut paspor pasangan homoseksual yang sebelumnya mengklaim telah mendaftarkan pernikahan mereka di Rusia. Sementara itu, petugas yang mengesahkan paspor mereka terancam dipecat.
Pavel Stotsko dan Yevgeny Voytsekhovsky menikah di Denmark pada awal bulan ini sebelum akhirnya memutuskan untuk mendaftarkan perkawinan mereka di Rusia.
Kepada media, mereka mengaku mendaftarkan pernikahan mereka di salah satu gedung serbaguna di Moskow, yang menyediakan berbagai layanan pencatatan sipil. Demikian seperti dikutip dari RBTH Indonesia (29/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Namun demikian, Rusia melarang pernikahan sesama jenis. Karena itu, publik meragukan validitas kisah mereka sekalipun keduanya menunjukkan bukti stempel pada paspor itu -- dimana stempel tersebut dianggap sebagai pengakuan terhadap legalitas status pernikahan mereka.
Kini, polisi Rusia secara resmi mencabut kedua paspor pria tersebut. Pejabat kepolisian pun mengatakan bahwa petugas yang menstempel paspor mereka melakukan kesalahan.
"Baik petugas maupun atasannya akan dipecat dari jabatan mereka," kata Irina Volk, perwakilan resmi Kementerian Dalam Negeri Rusia.
Sebelumnya, gedung serbaguna yang disebutkan Pavel mengeluarkan siaran pers yang menyebutkan bahwa pasangan tersebut telah berbohong, karena karyawan-karyawan mereka tak punya wewenang untuk memberikan layanan semacam itu.
"Segala dokumen yang diterima untuk diregistrasi dikirim ke kantor catatan sipil untuk pengambilan keputusan," bunyi laporan dari kantor pencatatan sipil di Moskow, Rusia itu.
Ini Pasangan Gay Pertama yang Menikah di Jerman
Karl Kreile dan Bodo Mende menjadi pasangan gay pertama yang menikah di Jerman.
Mereka mengikat janji sehidup semati tepat di hari di mana pernikahan sesama jenis dilegalkan.
Seperti dikutip dari BBC, Senin 2 Oktober 2017, pasangan yang telah menjalin kasih selama 38 tahun tersebut bertukar sumpah di balai kota di Schöneberg, Berlin.
Pada Minggu waktu setempat, kantor pendaftaran pernikahan di sejumlah kota di Jerman dibuka.
Itu adalah sebuah langkah tidak biasa, tapi dilakukan untuk memungkinkan pasangan sesama jenis menikah di hari bersejarah bagi negara itu.
Pernikahan akan memungkinkan pasangan gay mendapat keuntungan pajak yang setara dan hak adopsi serupa dengan yang dimiliki pasangan heteroseksual.
Jerman telah mengizinkan pasangan sesama jenis untuk mendaftarkan diri sejak 2011. Namun, hal ini tidak memberikan mereka status pernikahan.
Parlemen Jerman memutuskan untuk melakukan voting dalam rangka memperkenalkan kesetaraan perkawinan pada Juni lalu, tepatnya setelah Kanselir Angela Merkel secara tak terduga "menyerah" untuk melakukan perlawanan dalam isu ini.
Advertisement