Liputan6.com, Davos - Diundangnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke pernikahan salah satu anggota keluarga Kerajaan Inggris, Pangeran Harry, dengan Meghan Markle pada pertengahan tahun ini, masih menimbulkan tanda tanya besar.
Belum jelas apakah Harry dan Markle akan mengundang orang nomor satu di Amerika Serikat ini.
Yang pasti hingga kini, Trump mengakui bahwa dirinya sama sekali belum menerima undangan dari Harry dan Markle.
Advertisement
Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Inggris, Piers Morgan, Trump ditanya apakah dirinya telah menerima undangan dari Harry dan Markle.
Sang miliarder nyentrik menjawab, "Setahuku belum," seperti dikutip dari Telegraph, Senin (29/1/2018).
Baca Juga
Trump tak menjelaskan lebih detail alasan di balik dirinya belum menerima undangan. Kendati demikian, sang Presiden AS tetap mendoakan kedua calon mempelai.
"Saya ingin mereka bahagia. Sangat ingin. Mereka tampak seperti pasangan yang romantis," kata Donald Trump.
Ketika diingatkan oleh Morgan bahwa Markle pernah menyebut Trump sebagai orang yang misoginis alias tidak menghargai perempuan, sang presiden mengatakan, "Saya tetap berharap mereka bahagia."
Lebih lanjut dalam wawancara itu, Trump juga mengatakan bahwa mendiang ibunya sangat mencintai Ratu Elizabeth II dan Inggris.
"Mendiang ibu saya sangat mencintai Ratu, sangat mencintai keluarga Kerajaan. Sangat menghormati Ratu dan sangat suka dengan kemegahan dan seremoni kerajaan. Faktanya, ibu saya sangat mencintai Inggris."
Desas-desus mengenai apakah Trump akan diundang atau tidak ke pernikahan Harry dan Markle telah mencuat sejak keduanya mengumumkan akan menikah.
Kendati demikian, publik memprediksi bahwa Donald Trump kemungkinan besar tidak akan diundang, mengingat kedekatan Harry dan Markle dengan rival sekaligus presiden pendahulu AS sebelum sang miliarder nyentrik, Barack Obama.
Membeberkan soal Aktivitas Bermedia Sosialnya
Dalam kesempatan yang sama, Donald Trump juga mengungkapkan secuil detail tentang salah satu kebiasaan yang sering ia lakukan sejak berkecimpung di dunia politik dan kepresidenan.
Kebiasaan tersebut, yakni bermedia sosial melalui Twitter.
Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis kenamaan, Piers Morgan, yang disiarkan di media Inggris, ITV, Trump mengatakan bahwa ia kerap bermain Twitter di tempat tidur, pada pagi dan malam hari.
"Kadang-kadang di tempat tidur, kerap juga saat sarapan atau makan siang atau apa pun. Namun, umumnya, pada pagi atau malam hari.... Kalau siang, saya sangat sibuk," kata Trump kepada Morgan, seperti dikutip dari media politik AS The Hill, Senin, 29 Januari 2018.
"Kadang juga saya mendikte sesuatu hal kepada seseorang dengan cepat dan menyuruhnya untuk segera mengunggah apa yang telah saya dikte," ujar Trump.
Bagi Donald Trump, Twitter adalah salah satu medium yang kerap ia gunakan untuk berdiplomasi, mengumumkan kebijakan domestik atau luar negeri AS, serta sebagai cara untuk berkomunikasi dengan lawan-lawan politiknya, termasuk di antaranya, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Alasan lain yang membuat Trump sering mentwit adalah sebagai salah satu cara untuk berkomunikasi dengan para konstituennya serta demi menegasikan efek "fake news" -- terminologi yang digunakan Trump pribadi -- para media AS lain yang kerap mengkritik kebijakan pemerintahannya, seperti CNN, The Washington Post, The New York Times, dan Time.
"Jika saya tidak memiliki bentuk komunikasi semacam itu (Twitter) saya tidak dapat mempertahankan diri saya. Saya sering mendapat pemberitaan palsu, berita yang keliru atau dibuat-buat," tambah Trump.
"Sungguh situasi yang gila justru, ketika banyak orang menunggu twit dari saya," ucap Donald Trump.
Advertisement