Liputan6.com, Jakarta - Selama ribuan tahun, kemunculan Bulan purnama selalu dikaitkan dengan mitos dan legenda tertentu, terlebih saat Supermoon. Banyak di antaranya masih bertahan sampai hari ini, meski teknologi telah merajai dunia.
Misalnya, ada yang beranggapan bahwa Supermoon bisa membuat orang marah, menyebabkan bencana alam, dan meningkatkan tindakan kriminal.
Baca Juga
Anggapan seperti itu sebenarnya berakar pada keyakinan tertentu dan takhayul kuno. Contohnya, kehadiran Supermoon yang kerap disandingkan dengan Dewi Bulan masyarakat Romawi, Luna.
Advertisement
Konon, Dewi Luna menampakkan wujudnya melintasi langit malam saat Supermoon dengan mengendarai kereta peraknya.
Di satu sisi, para tabib percaya adanya hubungan kuat antara mania (perubahan suasana hati yang ekstrem) dan Bulan. Misalnya, dokter Yunani kuno Hippocrates (460 - 370 SM) menulis: "seseorang yang diserang 'teror', ketakutan dan kegilaan pada malam hari, itu berarti dia sedang dikunjungi oleh Dewi Bulan."
Filsuf dan sejarawan Romawi, Pliny the Elder (23 - 79 M), yakin bahwa Supermoon memiliki pengaruh yang sangat tinggi terhadap otak manusia dan meningkatkan kejahatan dan kekerasan.
Di Inggris abad pertengahan, orang-orang yang diadili karena kasus pembunuhan dapat membela diri untuk mendapatkan keringanan hukuman. Caranya, mereka mengatakan bahwa kejahatan tersebut terjadi pada Bulan purnama.
Sementara itu, pasien psikiatri di institusi kejiwaan London, Rumah Sakit Bethlehem, dibelenggu di tempat tidur mereka sebagai tindakan pencegahan selama fase Bulan tertentu, termasuk Supermoon.
Kemunculan Manusia Serigala
Mungkin mitos terbesar yang sering disebut-sebut saat Bulan purnama tiba adalah manusia serigala.
Manusia serigala digambarkan sebagai manusia mitologis atau cerita rakyat yang punya kemampuan khusus untuk merubah diri, dari manusia menjadi serigala, sepanjang Bulan purnama.
Asal-usul legenda manusia serigala dapat ditelusuri kembali ke paganisme Jerman (istilah yang pertama kali muncul di antara Kristen di Eropa bagian selatan selama Abad Kuno Akhir) dan mitologi Proto-Indo-Eropa, di mana lycanthropy (transformasi manusia menjadi serigala) direkonstruksi sebagai aspek inisiasi kelas prajurit.
Tapi hubungan antara Bulan purnama dan serigala tidak hanya menyinggung soal lycanthropy. Dewi Luna, menurut mitos Yunani, menyuruh pengikutnya agar menjaga serigala.
Sedangkan suku Seneca yang berada di Amerika Utara percaya bahwa serigala-lah yang memunculkan Bulan itu.
Â
Advertisement